Selamat membaca
Hari ini akhirnya Ara, Jennie, Daniel dan beberapa orang kepolisian akan ke Indonesia untuk menelusuri markas lain yang seharusnya ada serta juga beberapa pelaku yang mungkin masih di sini.
Setelah sekitar 30 menitan melakukan beberapa prosedur penerbangan, akhirnya kini dengan segelas kopi serta dengan balutan kemeja biru serta celana jeans hitam yang senada dengan kaca matanya, Ara berjalan menuju ke pesawat. Memang di dini sedang musim dingin, tapi saat di Indonesia sudah bisa di pastikan tidak ada hujan. Kemungkinan awal tahun hanya ada hujan yang tak sedingin di Korsel.
"Sendiri aja lu?" Tanya Daniel.
"Kaga, lagi sama temen gaib." Nyinyir Ara sambil memutar bola matanya walau ragu juga bisa di lihat Daniel.
Sambil terkekeh, Daniel melepas coat hitamnya, "Kagak dingin lu pake setipis itu?" Tanya Daniel sambil menawarkan coat yang di pakainya.
Menghela nafas, "Jangan bilang lu bawa baju setelan sini semua? Tebel-tebel?" Tanya Ara yang di jawab anggukkan ragu oleh Daniel.
Menepuk jidatnya, "Lu pikir di Indo ada salju hah?" Tanya Ara.
Terkekeh, "Udah biar lah, ni mau gak pake? Kita masih di Korsel, bukan di Indo soalnya." Tawar Daniel.
Belum juga Ara jawab, seseorang tanpa basa-basi langsung ngasih coat coklat yang besar ke tubuh Ara, "Pake, di sini masih dingin." Ujar Doyoung tanpa ekspresi karena sedang menahan dingin.
Baru Ara mau ngomong, "Gua duluan dulu." Pamit Doyoung kemudian jalan lebih cepat.
Selama menuju ke pesawat, Ara hanya paling menjawab ucapan Daniel dengan dehaman, anggukkan, gelengan, atau hanya sekedar membalas dengan gerakan.
"Eh Ra, tukeran sama gua yuk duduknya." Pinta Jennie membuat Ara mengerutkan kening.
"Gua mo ngomongin sesuatu sama Daniel sekaligus gua juga takut kalo di kaca." Ujar Jennie menjelaskan.
Baru Daniel mau jawab, Jennie menginjak kaki Daniel, "Ya kan?" Tanya Jennie memkasa.
"Hehe iya Ra." Jawab Daniel terpaksa.
"Oh oke." Jawab Ara.
Menunjuk kursinya tadi, "Yang itu ya Ra kursi gua. Thanks!" Ujar Jennie kemudian langsung menarik Daniel.
Sesampainya di kursi Jennie, rasanya Ara jadi nyesel sok oke.
Menghela nafas kasar, "Misi." Pinta Ara membuat lelaki yang sedang membaca buku itu menoleh kemudian menggeser tubuhnya agar ia bisa lewat. Iya, itu Doyoung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Regret [SEVENTEEN X NCT 2020] ✓
Fiksi Penggemar[COMPLETED] SEQUEL PARK FAMILY Penyesalan yang datang terlambat serta penyesalan tanpa arti bercampur menjadi satu di waktu yang sama membuat Ara akhirnya memutuskan agar dirinya dan kakaknya berjalan di jalan mereka masing-masing. Ara memutuskan un...