23. Regret

950 89 11
                                    

A/N :

Diputer mulmed nya ya, atau lagu galau andalan kalian juga boleh biar dapet feel pas baca. Baca pelan-pelan ya karena ini last chapter!

Nanti bakal ada epilognya kok hehe.

Selamat membaca

Lee Areum, adalah nama indah yang sanggup menelan banyak kepahitan. Kira-kira apa yang akan dia lakukan saat dia bangun dan mengetahui fakta bahwa dia lumpuh total? Serta juga beberapa fakta lain yang mungkin akan terungkap seiring ia terbangun dari tidur panjangnya.

Seberapa lama lagi kah dia akan sadar? Apakah di saat rambut kakaknya mulai memutih? Atau di saat dia tersisa sendirian?

"Nona Lee berhasil melewati masa krisisnya. Tubuhnya juga mulai menunjukkan perkembangan, jadi kalian berdoa saja agar beliau lekas bangun."

Sebuah penjelasan yang berulang kali memasuki pendengaran mereka semua tanpa kunjung terwujud.

"Ra, ini udah musim semi, sebentar lagi kamu ulang tahun, lagi." Ucap Wonwoo pelan sambil mengusap tangan adiknya yang dingin.

Semenjak hari itu, semuanya terasa hampa. Memang mereka sudah tidak sedekat sekarang, tapi efek dari ketidak beradaan Ara sangatlah terasa. Namun, Wonwoo dan saudaranya yakin, Ara pasti sembuh. Ya kan?

---o0o---

"Berhenti atau semuanya terlambat."

"Hah?" Tanya lelaki tersebut sambil menoleh ke sumber suara.

Tersenyum sarkas, "Kenapa? Apa karena udah waktunya lu mati jadi baru tobat?" Ejek lelaki bertubuh bongsor tersebut, "Udah terlambat bro..." Sambungnya.

"Justru karena lu belum terlambat masih bisa mundur. Daripada kayak gua, mau mundur pun terlambat." Jelas Haruto kemudian tanpa ekspresi melewati lelaki berbadan bongsor tersebut.

"Sialan! Cari anak tadi, jangan sampe lepas!" Samar-samar Haruto masih bisa mendengar kalau lelaki bongsor tadi panik karena 'mangsa nya' kabur melarikan diri.

Yah, setidak beberapa jam sebelum di hukum dia bisa menyelamatkan nyawa seseorang. Memang benar ternyata kalau manusia baru akan sadar saat ajalnya sudah dekat.

Sangat cepat mungkin dia berubah, tapi yang jelas dia menyesal atas semua perbuatannya. Mungkin sudah sedari lama sebenarnya, namun yang membedakan dulu dia menyesal namun tidak bisa mundur dan kembali ke jalan semula sementara sekarang dia sudah berhenti namun mau menyesal dan memperbaiki semuanya sudah terlambat.

Namun kalau di pikir-pikir, dia mungkin harus berterimakasih kepada Ara. Karena Ara, kini dia setidak bisa menyelamatkan nyawa seseorang. Kalau saja malam itu Ara tidak menghentikan dia menenggak penuh sebotol bir dengan racun mematikan, mungkin kini dia sudah meninggal konyol dengan kematian aneh. Bunuh diri. Mana mungkin dia bunuh diri. Jelas-jelas itu adalah racun yang di letakkan keluarga Choi. Tapi sungguh, kalau Ara tidak ada malam itu, mungkin kini dia akan dikenang sebagai seorang oembunuh pengecut yang mati karena bunuh diri sementara keluarga Choi mungkin sedang berpesta karena kematian dia dan Ara.

Yah, sangat menyayangkan malam itu dia tidak bisa menyelamatkan Ara. Namun sungguh, Ara memang pantas mengisi hatinya. Seorang psikopat.

Regret [SEVENTEEN X NCT 2020] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang