Warning : ada rokok, mohon jangan di tiru ya 🙏
Selamat membaca
"Kak.... Tolong Sika..."
"Kak... Tolong..."
Beberapa suara kini mulai terdengar namun sayangnya tidak tertangkap objek apapun oleh netra hitam kecoklatan Ara. Semuanya gelap.
Ara mengedipkan matanya beberapa kali namun secara tiba-tiba dia berdiri di sebuah tempat aneh. Ini jelas tempat kecelakaan mobil saat dia umur 9 tahun. Tapi anehnya di sini tidak ada satupun manusia ataupun makluk hidup lain selain tumbuhan.
Ara memang tidak mengingat persis bagaimana posisi kendaraan saat itu karena dia terlalu fokus dengan ayahnya, tapi Ara sangat yakin posisi kendaraan di depan matanya saat ini sama persis dengan hari itu.
Ara berjalan perlahan bersama perasaan ragu dan juga takut kini menyeruak di hatinya. Setiap mobil tampak berantakan dengan posisi tak teratur. Dia berhenti tepat di samping kanan mobil merah yang arah kepalanya berlawanan dengannya.
Menghadapkan dirinya ke mobil yang kini terbalik dengan keadaan yang sudah mengenaskan. Kaca pecah, body mobil penyok, juga beberapa cat yang mengelupas karena tergores aspal.
Aneh, jika dulu dia menangis, kini dia memilih duduk berlipat kemudian memeluk kakinya sambil menatap setiap sudut mobil merah yang hancur di depannya itu.
Setidaknya di tempat ini dia bisa merasa tenang dan juga mengingat bagaimana indahnya masa lalu tanpa harus merasakan rasa sesak. Kala itu, Ara menikmati setiap memori masa lalunya yang indah, terputar di dalam otaknya.
---o0o---
Hari ini matahari cukup cerah dan indah. Tapi sayangnya tidak dengan mimpinya. Mimpi yang cukup buruk untuk mengawali hari panjang.
Tok... Tok... Tok...
"Masuk." Ijin Ara tak lama setelah mendengar ketukan pintu.
"Udah laper?" Tanya Jun sambil membawa nampan makanan untuk Ara.
Ya karena kejadian kemarin, jahitan di kaki Ara yang lalu kembali terbuka itulah yang membuat Ara merasakan rasa sakit cukup dasyhat.
"Taro aja di situ kak." Jawab Ara seadanya.
Menghela nafas kemudian menarik kursi meja kerja di kamar Ara, "Kamu tuh keras kepala Ra." Nasehat Jun memulai.
Diam cukup lama, "Kalo aku keras kepala, kalian juga, terutama kalian yang berhububgan darah langsung sama aku." Jawab Ara membalikkan uncapan kakaknya itu.
Tersenyum masam, "Emang udah hukum alam sih kayaknya. Bahkan di saat kamu sedih kakak yakin yang lain juga ngerasa." Ujar Jun tenang membuat Ara diam. Dia meragukan argumentasi kakaknya itu, tapi dia sendiri juga bisa merasa sakit jika kakaknya sakit.
"Kita bertaut Ra. Kamu gak bisa bantah itu." Sambung Jun membuat Ara diam seribu bahasa.
Diam cukup lama sambil mengamati gerak-gerik adiknya, "Sebesar apapun masalah di antara hubungan kakak adik, gak ada yang namanya mantan kakak atau adik. Karena mereka terikat darah, bukan komitmen." Tambah Jun lagi.
"Kalau kami bisa begitu, kamu juga bisa tapi mungkin kamu memang bisa mengontrol emosi kamu, gak kayak kami yang langsung keluarin semuanya." Tambah Jun lagi dalam hati.
KAMU SEDANG MEMBACA
Regret [SEVENTEEN X NCT 2020] ✓
Fanfiction[COMPLETED] SEQUEL PARK FAMILY Penyesalan yang datang terlambat serta penyesalan tanpa arti bercampur menjadi satu di waktu yang sama membuat Ara akhirnya memutuskan agar dirinya dan kakaknya berjalan di jalan mereka masing-masing. Ara memutuskan un...