14. Lelah

803 101 5
                                    

Selamat membaca

Hari ini harusnya Ara pergi di interogasi terlebih dahulu, namun sayang, ternyata rasa penasaran berhasil menguasai dia dan membuat dia memutar balik mobilnya menuju ke penjara.

Setelah mengurus beberapa hal untuk bertemu tahanan, akhirnya Ara di tuntun oleh salah satu petugas menuju ke sebuah ruangan.

"Silahkan. Waktu anda hanya 30 menit." Ujar lelaki tersebut sambil membukakan pintu.

"Terimakasih." Balas Ara kemudian melangkahkan kakinya masuk ke ruangan tersebut, di bantu dengan tongkat. Dari sini, Ara sudah bisa melihat kedua tahanan yang ia ingin temui sedang menatap dia bingung.

Mendudukkan tubuhnya di hadapan kedua tahanan tersebut dan kemudian, tanpa berbasa-basi Ara menyeret surat yang kemarin ia terima di atas meja, menuju ke orang di depannya, "Apa mau kalian kali ini?" Tanya Ara.

"Hah? Maksud lo apa?" Tanya Hyunjin bingung setelah melihat surat tersebut.

"Itu surat dari kalian kan? Dulu kalian pernah kasih ke gua." Tuduh Ara.

"Plis stop teror gua terus. Kalo gua ada salah sama kalian atau kalian dendam sama gua, bunuh gua sekarang juga..." Lirih Ara memohon.

Memang kalau mau jujur, gak tenang banget hidup dengan teror. Aneh juga sih sebenernya kakau sampe ada orang yang dendam dan melampiaskannya dengan teror. Salah satu cara yang memakan banyak waktu dan juga tenaga; walau mereka berhasil menakuti sasaran.

Agak terkejut, "T-tapi Ra kita berdua dulu gak pernah kirimin lu teror." Jawab Yeji kaku.

"Iya, gua sama Yeji juga udah gak dendam sama lu Ra..." Timpal Hyunjin.

"Terus siapa? Kalian punya sekongkolan? Atau kalian ada rencana lain?" Tanya Ara.

"Ra... Kita udah gak ada rencana apapun lagi. Stop nuduh kita terus. Lo sendiri tau kita udah ngedekem di sini, gimana caranya kita berdua neror lu!?" Jawab Hyunjin sedikit emosi karena Ara datang-datang langsung menuduh dia yang tidak-tidak.

Hyunjin tau dia dan kembarannya punya banyak salah sama Ara dan kekuarganya, tapi bukan berarti Ara bisa seenaknya menuduh dia dan Yeji yang tidak-tidak.

"Jin..." Tegur Yeji sambil melempar tatapn tajam ke Hyunjin.

"Ya gak bisa gitu, Ji. Gua tau kita salah banyak sama dia dan abangnya itu, gua nyesel. Tapi bukan berarti lu bisa seenaknya nuduh gua Ra." Ujar Hyunjin emosi sambil menunjuk Ara.

"Jin!" Tegur Yeji lagi namun kali ini sanggup mengunci emosi Hyunjin.

Menghela nafas kemudian menyisir rambut panjangnya, "Ra... Gua sama Hyunjin sama sekali gak tau menau soal teror yang lu alamin, dan buat gua pertegas. Dalam aksi gua dan Hyunjin dulu, sama sekali gak punya sekongkolan. Itu murni rencana kita berdua Ra." Jelas Yeji sanggup membuat Ara menghela nafas kecewa dan menundukkan kepalanya.

"Maaf." Ujar Ara pelan dengan nada frustasi.

Menghela nafas, "Dari dulu gua berusaha ngumpulin niat buat ngasih ini ke elu atau stidaknya ke kakak lu tapi gagal terus. Tapi kali ini gua yakin saatnya tepat." Jelas Hyunjin sambil membuka kemeja tahanannya yang tentu saja dia dabel dengan kaos polos.

Regret [SEVENTEEN X NCT 2020] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang