Selamat membaca
Dor... Dor... Dor...
Suara bising di luar membuat perlahan kesadaran Ara kembali setelah sebelumnya dia merasa flashback ke hari dimana ayahnya, Lee Donghae tewas dalam kecelakaan di hari ulang tahunnya.
Dia merasa geram.
"Enggak lagi. Gua gak bakal biarin mati bodoh begini aja sebelum tau semuanya." Batin Ara berucap keras membuat perlahan Ara mencoba membuka pintu tempat kemudinya. Kini posisi mobilnya hanya sedikit miring, dengan posisi kiri naik ke atas pembatas jalan membuat dia yang diduk di kursi pengemudi sedikit kesulitan karena posisi yang tidak stabil.
Brag...
"Hah... Hah... Hah..." Deru nafas Ara lah yang pertama kali dapat di dengar membuat keempat, ralat, kini menjadi berlima menatap ke arah mobil dengan tatapan lega sekaligus khawatir.
Perlahan namun pasti, Ara bangkit berdiri keluar dari mobil dengan tubuhnya yang kini melemah.
"Ara!" Panggil Jeonghan, Yuta, Yangyang, Daniel, dan... Haruto. Iya, di saat detik-detik terakhir, Haruyo muncul dan membantu mereka melawan musuh yang menang senjata dan jumlah.
Dengan perlahan Ara menghampiri orang-orang yang menyambutnya dengan langkah lemah dengan senyum lega yang tidak ia buat-buat. Namun baru saja berjalan beberapa langkah, tubuhnya terjatuh karena sempat ia kira ada sebuah peluru yang mencoba melesat ke arahnya. Untung saja Haruto mencegah si musuh menembakkan peluru ke arah Ara. Tanpa babibu, Haruto menembakkan peluru ke arah dada kiri si musuh membuat nafas musuh langsung terputus detik itu juga.
"Ra... Ra!" Panggil Yuta dengan perasaan campur aduk sambil berlari menghampiri adiknya diikuti Yangyang dan Jeonghan. Jelas dia senang karena berhasil menemukan sang adik, tapi dia sedih saat melihat fakta bahwa dia terlambat. Tubuh sang adik kini penuh luka, itu menandakan dia tidak becus menjaga sang adik.
"Aku takut..." Ujar Ara pelan saat tubuhnya di peluk oleh Jeonghan dengan penuh kehati-hatian. "Kenapa lama?" Tanya Ara lagi.
"Maaf... Maaf Ra..." Ujar Yuta minta maaf sementara Yangyang mencoba menenangkan Ara yang nampak benar-benar ketakutan. Entah apa yang iblis itu lakukan kepada adiknya sampai Ara ketakutan luarbiasa seperti sekarang.
"Makasih juga, udah nemuin aku." Ujar Ara sebelum akhirnya pandangannya menggelap sepenuhnya dan dia tidak mengingat apapun lagi.
Belum sempat Haruto buka suara, "Biar Ara gua aja yang bawa." Jelas Daniel berbarengan dengan, "Dan lu kan polisi, pasti lebih gampang buat minta pertolongan setempat." Pinta Jeonghan.
"Sini, biar dia gua langsung bawa pake mobil aja. Nunggu ambulan gua takut bakal lama soalnya gua belum punya nomornya." Ujar Daniel kemudian menggendong tubuh Ara ala bridal style karena tidak mungkin di saat seperti ini dia menggendong Ara di punggungnya. Luka di perut Ara yang nampak belum kering bisa kembali terbuka.
" gua ikut!" Ujar Yangyang yang di balas dengan bhasa tubuh oleh Daniel seolah mengajak.
"Ya udah biar kita yang urus tkp." Jelas Yuta memberi ijin juga membuat Yangyang langsung menyusul Daniel.
Menatap Haruto, "Pantesan gampang banget langsung nemuin mereka, pasti elukan yang kasih tau?" Todong Jeonghan percaya 100%.
KAMU SEDANG MEMBACA
Regret [SEVENTEEN X NCT 2020] ✓
Fanfiction[COMPLETED] SEQUEL PARK FAMILY Penyesalan yang datang terlambat serta penyesalan tanpa arti bercampur menjadi satu di waktu yang sama membuat Ara akhirnya memutuskan agar dirinya dan kakaknya berjalan di jalan mereka masing-masing. Ara memutuskan un...