09. Lagi-lagi

891 105 2
                                    

Selamat membaca

Pagi ini matahari tidak terlalu terik-- cocok untuk nongkrong di kafe di temani dengan segelas kopi. Yah sebenarnya Ara gak mau sih, tapi karena terpaksa, jadilah di berakhir di sini.

"Kapan balik lu?" Tanya Beomgyu.

Memutar bola matanya malas, "Kita gak sedekat itu sorry." Jawab Ara malas.

"Ya elah Ra, masih dendam aja lu. Buktinya yang mau hancurin keluarga lu siapa? Kita mah gak se-muka dua sepupu lu kali." Sarkas Beomgyu.

"Lagian itu just kenakalan remaja. Sekarang kita udah dewasa." Jawab Beomgyu yang masih enggan di jawab si lawan bicara.

Menggeser minumannya kemudian sedikit mencondongkan badannya ke meja, "Tapi pasti ada alasannya." Tambah Beomgyu.

"Gua penasaran, lu masih ingat atau enggak ya?" Tanya Beomgyu lagi.

Diam cukup lama, "Apa?" Tanya Ara ragu.

Menjentikkan jarinya, "Dugaan gua bener. Lu lupakan?" Ujar Beomgyu yang tidak di jawab Ara.

"Lu tau kan keluarga gua gak kaya dari dulu kayak keluarga lu? Ortu gua kerja keras sampe keluarga gua bisa terpandang." Kelas Beomgyu sementara Ara memilih diam dan tetap menjadi pendengar.

"Gua lupa kenal dari mana. Tapi dulu, kakak lu. Yang gua maksud kakak kandung ya. Kakak kandung lu itu ngehina kita. Gua tanya coba, ada yang seneng di hina?" Jelas Beomgyu lagi.

"Di hina gimana?" Tanya Ara bingung.

"Ngehina keluarga." Jawab Beomgyu.

~ ~ ~

Mungkin karena dulu saking sibuknya mama dan papanya, baik Ara maupun kakaknya terbengkalai. Memang jarang sekali kakaknya atau dia di didik oleh orang tuanya. Mungkin itu juga lah yang membuat kakaknya mempunyai banyak sifat buruk.

Ara gak mau percaya 100% sama omongan Beomgyu tadi pagi, tapi mungkin bisa saja. Sikap kakaknya ke dia aja bisa begitu, apalagi sama Beomgyu yang gak punya hubungan darah?

Ara menguncir rambutnya kemudian menatap pantulan dirinya di cermin. Cukup lama, "Apa selama ini gua juga suka ngerasa paling bener tapi ternyata sebenarnya gua salah ya?" Renung Ara mengintropeksi diri.

Tapi bagaimana kalau ternyata dia lah yang menghina keluarga Choi?

Membuka kuncirannya yang sudah rapih kemudian mengacak rambutnya frustasi, "Gua udah lupa." Ujar Ara emosi.

Ara gak tau dia lupa karena memang tipe pikun, tapi kebanyakan orang yang suka ngebuli, ngehina, dan semacam itu akan lebih mudah lupain perbuatan mereka di bandingin korban. Ara jadi takut dia juga dulu ngehina mereka. Sebersit perasaan bersalah muncul membuat Ara gak bisa tenang.

---o0o---

Dengan tidak lengkap, terpaksa mereka semua berkumpul untuk membahas hal penting yang di dasari dari amanah Doyoung. Warna abu-abu serta funiture biru mendominasi ruangan yang terletak di dalam rumah mereka itu mendukung suasana yang kini mencekam.

"Kalian inget 18 tahun yang lalu kita rapat di sini lengkap tanpa kurang satu orangpun?" Buka Taeil yang di jawab dengan anggukkan oleh adiknya.

"Mungkin kali ini kita bakal ngalamin hal yang sama kayak dulu." Sambung Taeil membuat suasana menjadi lebih mencekam.

"Kayaknya keputusan kita salah." Ujar Doyoung lesu. Penampilannya sangat acak-acakkan. Sudah pasti lelaki itu kini sedang mencoba mencari siapa pelaku di balik semua ini.

Regret [SEVENTEEN X NCT 2020] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang