22. Party (II)

676 75 8
                                    

Selamat membaca

"....Karya baru dari SFT musim ini akan menargetkan kalangan remaja dengan design yang sumple dan juga bahan tipis yang cocok untuk digunakan pada musim panas yang produktif...." Jelasku panjang lebar selaku CEO perusahaan SFT yang kini ku ambil alih penuh. Aku ingat dulu mama paling berwibawa saat berada di posisiku saat ini. Selesai mengucapkan beberapa kalimat sambutan, aku langsung turun dari panggung dan fashion show FST pun menyambung.

"Berasa liat mama gak sih?" Tanya Kak Jeonghan sambil mengamati diriku yang kini tengah mengagumi desain perusahaanku.

"Karismanya, senyumnya, wibawanya nurun banget dari mama." Timpal Kak Yuta nampak bangga.

"Gua gak nyangka sih Ara yang dulu suka manja, bandel kayak anak cowo, sekarang jadi Ara yang dewasa, anggun, dan berwibawa." Timpal Kak Jaehyun.

"Wowowoo Apa ni?" Tanyaku ikut bergabung dengan kakakku setelah sadar keberadaan mereka bertiga.

"Jarang aja liat pemandangan gini, biasanya gua liat elu yang bandel." Jawab Kak Yuta.

"Yee itu mah masa lalu, coba lu sering ngeliat gua sekarang, pasti gak bakal norak gitu." Jawabku sambil kemudian meminum champagne di tanganku.

"Bangga, bukan norak ra." Ralat Kak Jeonghan membuatku mengangguk saja.

"Btw, kalian bertiga abis ngapain?" Tanyaku penasaran.

"Ya ada urusan lah." Jawab Kak Jeonghan.

"Iya tau, tapi urusan apa?" Tanyaku lagi.

Mencondongkan badanku ke arah ketiga saudara ku itu, "Apa kalian abis bunuh kaki tangan mereka?" Tanyaku memastikan walau sepertinya memang benar. Kalau sesuai dengan rencana mereka, hari ini mereka ingin mengacaukan acaraku ini.

"Ya... Gitulah." Jawab Kak Jaehyun tersenyum hingga lesung pipinya tercetak jelas.

"Baguslah, jadi planku gak perlu di laksanakan dan ngebuat kehebohan masal." Jawabku santai sambil kemudian menggerakan tanganku turun-- memberi aba-aba agar tim ku bisa menurunkan tingkat keamanan.

"Lu gak bingung gitu gimana caranya kita tau? Atau jangan-jangan lu udah tau kita?" Tanya Kak Yuta.

"Bukannya aneh kalo di antara orang kaya semuanya main bersih?" Tanyaku balik.

"Santai aja, aku gak nyalahin kalian, toh kalian ngelakuin itu bukan tanpa alasan. Tapi ya karma berlaku." Jawabku santai kemudian menepuk bahu kak Jeonghan yang paling dekat denganku.

---o0o---

Hari ini, semuanya, mulai dari kakak ipar, kakakku, dan juga keponakanku sudah keluar dari rumah sakit secara total tanpa luka serius. Memang masih harus menjalani beberapa pertemuan dengan dokter, tapi ini sudah cukup melegakan bagiku.

"No bir plis." Ujar Kak Yuta sambil mengambil posisi di kursi sebelahku.

"Sorry, but i need this right now brother." Jawab aku kemudian menenggak birku sampai habis. FYI, gelas yang kugunakan adalah gelas bir pada umumnya yang pendek tetapi lebar dan isi bir di gelasku itu setengah gelas.

Regret [SEVENTEEN X NCT 2020] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang