Selamat membaca
Sambil mengangkat beberapa bahan makanan, "Gila, ini semua emangnya bakal cukup buat 1 minggu?" Tanya Ara bingung karena walaupun dari tadi matahari nampak hingga tergantikan bulan pun ia mengumpulkan makanan, yang bisa di temukan hanya beberapa saja.
"Gua juga gak yakin cukup." Timpal Yuqi.
"Gila, ini mah sama aja kita di buat mati kelaperan." Jawab Shuhua.
"Tapi gua rasa enggak juga deh." Buka Soyeon membuat semuanya menatap dia dengan penuh harapan.
"Kita kan di laut, kenapa gak mancing ikan?" Tanya Soyeon.
"Gak semudah itu anjrot." Ujar Yuqi malas.
"Tapi kayaknya emang itu deh satu-satunya cara karena mereka sengaja banget." Ujar Shuhua setuju.
"Antara mereka irit stok dan secara gak langsung suruh kita nangkep ikan dan kawan-kawannya, atau mereka yakin bakal ada yang mati di antara kita." Timpal Soyeon ragu namun berhasil menarik atensi teman-temannya itu.
Agak tergagap karena tatapan intimidasi ketiga orang di hadapannya, "Lu pada tau sendiri, kita ada di laut. Gampang banget kalo emang mau bunuh orang. Tinggal buang mayatnya ke laut dan bilang aja itu orang gak selamat." Jelas Soyeon.
Berjalan maju dengan tatapan mengintimidasi, "Apa jangan-jangan orangnya itu elu?" Tanya Shuhua membuat Soyeon berjalan mundur.
"Oke stop. Gua rasa gak bakal ada di antara kita yang mau ngelakuin hal yang enggak berguna kayak gitu. Apalagi kemungkinan kalo emang sampe di tujuan ada persentase besar bakal di bunuh sama 'mereka'. Jadi buat apa ngotorin tangan?" Jelas Yuqi mencoba positif thinking.
"Tapi tetep aja. Kalo emang bahan makan cuma segini, ada persentase buat salah satu di antara kita ngebunuh orang karena kehabisan bahan makanan." Jelas Ara membuat semuanya terdiam dengan pikiran mereka.
~ ~ ~
"Ra... Lu dimana..." Gumam Yuta pelan. Kini dia mencoba meyakinkan dirinya dan menjadi yang pertama yang ikut turun mencari Ara ke lapangan dengan menaiki kapal. Bohong namanya kalau dia tidak trauma dengan kapal dan laut. Dia saja sampai harus mendapat 2 jahitan di alis, 5 jahitan di kepala, dan 9 jahitan di perut karena kejadian malam itu.
"Gua ikut deh. Sabi kan?" Tanya Jeonghan sambil menatap kapal di depan seolah dia sedang mencoba sesuatu.
"Gua mau berbaikan sama masa lalu." Tambah Jeonghan.
"Ya semangat dah kalian nyari. Kalian paling kalo emang ketemu Ara cuma bisa lewat doang karena gak tau. Kan gak mungkin kalian cek isi kapal satu-satu." Celetuk Yangyang.
"Bisa aja. Kan ada gua." Jelas seseorang sambil berjalan mendekat.
"Noh. Ada polisi. Kita bisa cek." Jelas Yuta santai.
"Yo, gua punya ijin buat cek kapal mencurigakan." Jelas Daniel.
"Hah gimana?" Tanya Yangyang gak ngerti.
"Kita udh ketemu satu kapal yang gua yakinin itu kapal mereka." Jelas Yuta, "Ya walau anehnya mereka keliatan... amatir?" Tambah Yuta ragu.
"Ya udah buruan atau kita gak bakal sempet ngejar mereka." Ujar Jeonghan dengan nada ragu yang tidak begitu ketara. Jujur saja, perasaannya masih campur aduk karena dia mau banget untuk ikut mencari Ara, tapi Dino, adik yang selalu ia ejek itu kini masih dalam keadaan yang belum menenangkan. Dino... dia masih kritis.
~ ~ ~
"Gila, kenyang banget gua suer." Ujar Yuqi.
"Ya kenyang kalo gitu simpen bu-" Ujar Shuhua bercanda membuat Yuqi mengambil alih piringnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Regret [SEVENTEEN X NCT 2020] ✓
Fiksi Penggemar[COMPLETED] SEQUEL PARK FAMILY Penyesalan yang datang terlambat serta penyesalan tanpa arti bercampur menjadi satu di waktu yang sama membuat Ara akhirnya memutuskan agar dirinya dan kakaknya berjalan di jalan mereka masing-masing. Ara memutuskan un...