Part 3

2.9K 338 22
                                    


Happy Reading

"Utukutukutukutuk aaaaaa dong...." Chika menyuapi Mira yang sedari tadi enggan makan pizza yang dibawanya.

Mulut Mira seakan bak magnet beda kutub dengan pizza itu sehingga selalu menghindar kemanapun pizza itu disodorkan ke bibirnya. Dey mah ngga usah ditanya, udah dua potong pizza large dia lahap. Dan sekarang potongan ketiganya.

Mira menepis tangan Chika keras sehingga pizza itu jatuh dari tangan Chika. "Udah gue bilang kaga doyan makanan beginian! Maksa amat!"

Chika terkekeh tak menyerah. Ia tunjuk Mira, "Kalo Mira bo'ong, hidungnya Mira kerlap kerlip ya kayak lampu disco seharian! Hehehe!"

"Bodo amat!" Mira menghardik dan melotot.

"Jan suka bo'ong lu, Mir. Sok sokan kaga doyan. Lu kan omnitropus erectus!" tukas Dey mengunyah pizzanya, bersandar santai di dinding.

"Omnivora!" cela Mira mengoreksi.

"Tadi gue juga mo ngomong gitu, Mir! Kesleo pizza."

"Bacot!"

"Tuh, ayo dong Mir. Cobain pizza aku! Mau ya? Khusus Mira ini. Merah merahnya banyak nih..." Chika menyodorkan lagi, namun kali ini Mira kasar. Tangan Chika ditepis keras dan pizzanya jatuh ke lantai.

Wajah Chika berubah sedih campur kesal menatap Mira. Ia terduduk dan diam. Nafasnya berhembus cepat. Ada emosi yang tertahan.

"Mir! Keterlaluan lu!" Dey memarahi Mira. Ia ambil pizza itu dan menaruhnya di kotak.

"Aku tuh cuma pengen terima kasih ke kamu, pengen ramah! Apa aku salah?" cerocos Chika, matanya agak berkaca - kaca karena perlakuan Mira tadi.

"Ya iya lah! Lo dateng ke rumah orang diem - diem! Terima kasih lo udah gue bales di chat! Tar lo ngadu ke circle tajir lo di sekolahan kalo gue orang miskin!" Mira mencemooh keras, menyindir Chika.

"MIR!!" Dey menoyor kepala rekan sekontrakannya.

Chika bangkit dari duduknya di kasur tipis, air matanya menetes, "Napa sih, aku cuma pengen berbuat baik aja ga boleh. Pengen punya temen. Asal Mira tau, aku ga pernah bedain temen!" Ia lalu melipir meninggalkan rumah Mira sambil menangis terisak.

"Mir, lo jahat asli! Ngga nyangka gue. Apa sih salah dia?"

"Diem lu! Baru disogok pizza aja udah belain!" Mira bersungut. Ia beranjak ke dapur.

"Heh, mulut lu yang diem! Dia itu tamu, Mir. Perlakuin baik! Bawa rejeki!"

"Kaga peduli!" sahut Mira dari dalam.

"Ish...sial!" Dey membanting potongan pizzanya, menjilati ujung jarinya. Mood makannya mendadak hilang.

°°°

Minggu malam, bar sedang ramai - ramainya pengunjung. Crowded. Jika kemarin temanya 80's, malam ini HipHop Night. Jeledag jeledug bass musik menggema di ruangan bar. Hawa dingin AC yang menusuk tulang memang wajib dinetralkan racikan koktail dan teman - teman Om Jack Daniels.

Goyangan Chika yang seksi di floor menarik perhatian para cowok yang menatapnya. Belum lagi pakaiannya yang kekurangan bahan memperlihatkan lekuk - lekuk dan bagian tubuhnya. Berbagai godaan dan ajakan kenalan tak Chika hiraukan. Ia terus saja berajojing. meluapkan segala beban dan permasalahan hidup. Ketika DJ mengganti musik, Chika menyudahi dance-nya. Ia menghampiri bartender yang berakrobat dengan botol minuman. Chika memesan...cola.

"Dey...!" panggil Chika, Dey baru saja mengantar minuman ke table. Chika harus mendekat ke telinga Dey, suaranya kalah kencang dari hingar bingarnya suara musik.

Dia [ChiMi] [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang