Happy ReadingGedung SMA Kebangsaan jauh lebih megah dan bagus dari SMA tempat Chika bersekolah. Sekolah itu memiliki sebuah basket hall yang representatif sehingga bisa diselenggarakan sebuah festival musik yang mengundang banyak siswa siswi dari Jabodetabek. Kali ini tidak ada artis terkenal yang akan menjadi bintang tamu. Semua yang akan tampil di panggung adalah peserta. Festival yang diselenggarakan SMA Kebangsaan bukan tanpa sebab, salah satu band jebolan SMA itu kini sudah menjadi band yang dikenal luas di seluruh nusantara. Maka itu diselenggarakan ajang pencarian bakat kali ini.
"Gila, keren - keren semua! Anjiir, apalah gue ga ada apa - apanya." Vivi terpaku sedari tadi menonton penampilan beberapa peserta di awal. Dandanan Vivi hari itu lumayan maksimal, ala - ala emo. Dengan eyeliner tebal dan warna bibir dark. Tanktop pink yang dibalut jaket kulit hitam dengan bawahan celana denim pendek. Terlepas dari nyambung atau ngga. Ya itulah yang Vivi miliki untuk menunjang aksi panggungnya.
"Apalagi yang tadi, Kak Vivi. Skill gitarnya...keren abis. Gimana nih," timpal Marsha. Tangannya gemetaran.
"Eh, ga gitu. Nanti malah kita mainnya berantakan. Santuy. Ga lucu kan kita grogi eh lupa nada sama lirik," Oniel yang bijak berusaha menenangkan.
"Gue tau biar kita dikenal?" tukas Vivi.
"Apa, Kak Vivi?" tanya Marsha penasaran, ekor matanya melirik.
"Abis maen, gue banting nih gitar, sambit ke penonton trus moshing sambil teriak oi oi oi...!" Vivi ngakak.
"Tulil lu Badrun! Oneng!" Kali ini Chika menoyor kening Vivi.
"Salah banget nanya Kak Vivi," keluh Oniel. Tersenyum getir.
"Tapi ngga salah dong sayang sama Vivi..." sergah Chika cepat, mengoreksi pernyataan Oniel.
"Cieeee, uhuk uhuk...cieee..." goda Marsha.
Di panggung, sebuah kuartet band akustik membawakan lagu nuansa JPop dengan amat apik dan begitu menjiwai. Skill gitar yang mumpuni dan penampilan yang mendukung. Ditambah kostum yang menambah gaya ala Jejepangan. Vivi mulai cemas, entah bagaimana parameter penilaian Juri.
"Fix. Niel, beli minyak tanah. Nyembur api gue dipanggung kek Rammstein," pungkas Vivi gemas.
"Lempar ayam kayak Alice Cooper, Kak." Oniel antusias memberi masukan yang sensasional.
"Moshing udah terlalu mainstream ya, Kak?" timpal Marsha.
"Vivi dah paling bener lempar cium untuk akyu dari panggung. Hehehe..." lanjut Chika genit, menusuk pipinya dengan ujung jari. Gummy smile-nya mengurungkan niat Vivi beli bensin.
"Kita jadi nyamuk, Sha." Oniel iri, melirik kemesraan Vivi dan Chika.
Seseorang dari jauh melangkah cepat dan berteriak memanggil trio akustik itu. Adel. "Haiii....maaf ya terlambat." Ia memeluk erat Oniel dan mencium pipinya.
"Akhirnya...makin semangat naik panggung!" Wajah Oniel makin cerah.
"Aku jadi nyamuk sendiri. Hu hu..." Sudut bibir Marsha menurun, sedih.
Vivi melirik cepat, Chika sedang memandang arah lain. Ia melihat peluang, "Sha, semangat ya." Vivi menggenggam telapak tangan Marsha. Manik hitam mereka saling lurus berpandangan.
Marsha jadi salah tingkah, "Kak Vi-"
Cup
Satu kecupan mendarat di pipi kanan Marsha dari Vivi. Marsha melongo.
"Pura - pura ga liat aaah...!" gumam Oniel memutar matanya, ia menutup mata Adel yang melihat adegan barusan. "...Del, liat Del...ada ufo di langit." Oniel menunjuk, mengalihkan perhatian.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dia [ChiMi] [END]
FanfictionDia yang mencari teman, cinta, dan keluarga. Bisakah dia menemukan ketiganya? Start : Wed, Feb 17, 2021