Part 10

1.9K 283 11
                                    


Kalau vote bisa mencapai 100 dalam waktu cepat, pasti saya publish part 11

Happy Reading

Di tempat yang berbeda, Marsha, Oniel, dan Vivi baru saja selesai latihan di sebuah studio sore itu.

"Wiih, ngga nyangka suara Kak Vivi bagus," puji Marsha.

"Tau dari mana sih gue bisa maen nyanyi?" tanya Vivi sambil membereskan peralatan gitar studio. Sejenak ia merasa bangga dan meninggi dipuji adik kelas yang cantik dan lucu itu. Hatinya membuncah.

"Nanya anak - anak, nunjuknya Kak Vivi," tutur Marsha tertawa pelan.

Tambah jumawa lah hati Vivi makin disanjung demikian. Ia sedang berada di pilar yang makin meninggi seiring adik kelasnya memuji.

"Gabung di grup kita aja, Kak. Hehehe..." pinta Oniel berharap.

"Ooh, ya nanti deh gue pikirin lagi," jawab Vivi sembari matanya tak lepas menelusur wajah cantik Cahaya Asia.

"Asyiiik...." Oniel menepuk tangannya, sumringah.

"Tapi ada syaratnya," lanjut Vivi.

"Apa, Kak?" tanya Oniel.

Vivi menggumam, "Eh, tukeran nomer hape ya?"

Oniel dan Marsha menyetujui. Mereka menyebutkan nomer hapenya dan Vivi me-miscall nomer keduanya. Beberapa detik kemudian, ponsel Vivi berdering. Ada telepon dari Mira.

"Vi, rumah lo di mana?"

"Bentar lagi gue pulang. Ada apa?"

"Gue mo minta maaf sama Chika."

"Lo apain itu anak?!"

"Salah paham. Gue yang keterlaluan."

"Ah, elo, Mir! Jadi bete dah itu anak."

"Gimana?"

"Gue shareloc..."

"Thanks, Vi. Tar malem gue ke sana."

Klik

Vivi terduduk memikirkan ada masalah apa tadi antara Mira dan Chika.

"Kak Vivi, kita duluan ya? Makasih latihannya," ujar Marsha melambaikan tangan.

"Eh, iya. Daah Marshayang..." Vivi memberikan senyum termanisnya.

Di dekat pintu keluar, Oniel dan Marsha terkekeh. Mereka tidak salah dengar kata Vivi barusan. Marsha nekat main api, "Daah Kak Vivi. Mmmuuuaaah..." Ia melempar cium jauh.

Vivi menangkap ciuman itu dan menyimpannya di dada. Marsha dan Oniel buru - buru keluar sembari cekikikan, malu dengan tingkah mereka barusan.

"Duh, lucu amat Marsha..." gumam Vivi. Lupa baru semalam ia jadian dengan Chika.

°°°

Baru saja menginjakkan kakinya di rumah, Vivi sudah kena omelan Ibunya.

"Kamu darimana aja sih? Temen kamu pulang sendirian nangis tau. Kalian berantem ya?! Rebutan cowok ya?!" Mata Ibunya nanar, siap menerkam Vivi.

"Dih, maen tuduh aja. Orang mah nanya, Bu," Vivi mengelak.

"Ya itu Ibu nanya!"

"Itu nuduh sambil nanya," ujar Vivi memicingkan mata.

"Ah, pinter ngeles kayak Bapakmu!" Bu Badrun menyerah, kalah argumen.

"Chika salah paham tadi di bengkel sama temen sekolah. Dia lagi sensitif," tutur Vivi menjelaskan.

"Temenmu hamil?" Bu Badrun melongo.

Dia [ChiMi] [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang