Part 22++

4K 230 17
                                    


Part xxx memang turun votenya
Baiklah gapapa
Makasih yang udah baca, vote, dan komen

WARNING 18++ gxg

Happy Reading

Lima belas menit Chika sudah dipanggil Beby. Ia membalut tubuhnya dengan handuk segera. Rambutnya yang belum kering dibiarkannya terurai membasahi dada dan punggung.

"Iya, Kak Beby." Chika membukakan pintu kamar mandi karena Beby mengetuk. Ia membuka sedikit pintunya, Beby menyelipkan sesuatu melalui celah.

"Keluar kamar mandi nanti kamu pakai ini ya?" Beby menyerahkan sesuatu di gantungan pakaian, "...nanti pas keluar, kamu pake piyama dulu ya sayang?" pinta Beby.

"I-iya, Kak." Chika mengunci pintu lagi. Ia melihat yang diberikan Beby. Sebuah sexy lingerie warna merah. Terlalu seksi malah. Bagian bra dan tepi celana dalamnya hanya diikat tali. Bahkan bagian depannya cuma menutupi puting susu dan sedikit kemaluan Chika.

Chika segera mengeringkan rambutnya memakai hair dryer di depan cermin besar. Setelah benar - benar kering, Chika melepaskan dan membiarkan handuknya jatuh ke lantai. Ia melihat penampilan dirinya di depan cermin dalam keadaan telanjang bulat. Ia menikmati bayangan dirinya sendiri yang berkulit putih mulus dan seksi. Ia segera memakai lingerie tadi. Tidak sulit memakainya, hanya belum pernah yang seseksi ini. Sampai Chika berpikir lebih baik telanjang saja daripada memakai pakaian dalam mini. Yang Chika tidak paham, itulah yang Beby inginkan. Sensasi melihat seorang gadis cantik dan perawan memakainya.

Ia lalu keluar memakai piyama sesuai perintah Beby tadi. Beby tercenung melihat Chika yang tanpa make up tetap terlihat cantik dan manis. Beby sendiri sudah mengganti pakaiannya. Ia juga memakai piyama.

"Kita mulai permainan kita..." bisik Beby nakal di telinga Chika, telapaknya mengelus pipi Chika.

Chika sendiri gemetar. Ia memejamkan mata beberapa kali. Entah apa yang akan dilakukan Beby terhadapnya. Dan ia cukup kaget ketika Beby membuka piyamanya. Underwear warna hitam dan garter belt berwarna senada. Terlebih saat Beby menunjukkan sesuatu di atas meja rias.

Ada benda mirip borgol tapi dari bahan kulit, beberapa cambuk, tiga buah benda yang bentuknya seperti kelamin laki - laki besar, berurat, dan panjang. Ada botol berwarna biru dan bertuliskan intimate lube. Dan benda lain yang Chika tidak tahu namanya dan fungsinya. Chika dibuat bergidik. Tidak dapat membayangkan apapun.

Beby mengelilingi tubuh Chika, sesekali menghirup wangi sehabis mandi. Wangi yang membangkitkan hasrat Beby. Dengan satu tarikan, tali pengikat piyama Chika lepas dan tersingkap. Beby bisa melihat tubuh Chika berbalut lingerie yang tadi ia suruh pakai. Beby memutar ke belakang Chika, tangannya melingkari pinggang Chika lalu menarik tepi piyama dan menanggalkannya. Dan sekarang Chika berdiri hanya mengenakan sexy lingerie warna merah. Chika refleks menutupi payudara dan kemaluannya.

"Ngga usah ditutupin dong cantik. Malu ya?" rayu Beby, mengusap lalu mengecup pundak Chika. Ia meraih tangan Chika dari belakang agar tak lagi menghalau bagian tubuhnya. Beby juga memeluk tubuh Chika dari belakang, kepalanya disandarkan di tengkuk gadis itu. Hembusan nafas Beby cukup membuat Chika menggeliat.

Tak hanya itu, Beby juga meraba kedua belah payudara dan perut Chika. Memainkan puting susu Chika yang sudah menegang dibalik bra merahnya. Terlihat jelas tonjolan puting Chika tercetak. Bahkan perut dan dada Chika kembang kempis karena tegang. Beby tak sabar ingin menguasai tubuh Chika,  namun tidak secepat itu. Malam masih panjang.

"Ngga usah takut ya? Kak Beby mau menghukum kamu," ucap Beby pelan dan mencuri kecup bibir Chika.

"Salah aku apa, Kak?"

Dia [ChiMi] [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang