Part 8

2K 293 24
                                    


Makasih yang udah baca dan vote sampai 70 secepat ini. (^~^;)ゞ
Sebagai ucapan terima kasih. Saya publish part 8. (~‾▿‾)~
Kalau vote part 7 dan 8 bisa mencapai 100 (^_^メ) nanti saya publish lagi part 9. Hehehe...

Happy Reading

Vivi dan Chika baru saja sampai ke sekolah naik taksi online ketika motor yang dikendarai Dey tiba. Di belakangnya ada Mira yang membonceng. Chika mengapit lengan dan bergelayut manja di bahu Vivi. Tak peduli dilihat adik kelas dan kakak kelas yang melintas masuk ke gerbang sekolah.

"Vivi!"

Yang dipanggil menoleh dan menghentikan langkah. "Apeee?"

"Vi, motor Mira gimana?" tanya Dey. Mira enggan bertanya sendiri.

"Sori, Dey. Motor Mira digadai Emak gue dituker beras," tukas Vivi santai, sementara Chika malah terkekeh.

"Ah sial lu. Serius ini. Tar gue ambil nih motor lo?" sergah Dey.

"Ambil aja, motor gue pajaknya dah jadi zombie empat taun. Haha..." Vivi menggandeng tangan Chika ke kelas. Membiarkan Dey tersiksa dengan keresahannya.

"Mereka pacaran? Gandengan," bisik Mira.

"Nyesel? Ditikung Vivi?" Dey menoleh, menyindir Mira. Mereka mengarah ke parkiran. Kakinya mengayuh mendorong motor.

"Gue sadar diri."

"Halah, sok jual mahal lu Amir!" Dey menepuk helm Mira.

Mira terdiam. Melepas helm.

"Motor lu gimana nih? Mana bondol amat ini motor si Vivi? Sori, Mir," sesal Dey, melenguh.

"Gue percaya kok..."

"Sama Chika apa sama Vivi?" tanya Dey memancing.

"Sama Tuhan Yang Maha Esa..." jawab Mira berlalu meninggalkan Dey yang berjongkok memerhatikan motor Vivi yang tilangable.

"Yeeee gue nikahin lu Amirah binti Nur Yasin! SAH!" semprot Dey setelah Mira menjauh.

Di kelas Vivi menemani Chika sebentar, gadis itu sedang mencontek tugas Flo. Entah jawaban tugas Flo itu relatable atau hoax, yang penting mengerjakan.

"Gue mau ke kantin, titip apa?" tanya Vivi.

Mata Chika teralih sesaat dari buku, memelototi Vivi, "Ihh, udah pacaran kok gue elu."

"Ya udah di ulang, aku mau ke kantin. Titip apa Chika sayang?" Vivi menopang dagu, tersenyum demi kekasih manjanya.

"Coklat dong. Chika kan suka coklat. Beliin yah, pake uang Vivi dulu."

"Ho oh. Yang bener ya nyonteknya, Chik?" Vivi mengusap rambut Chika.

Chika terkekeh, menjempolkan dua tangan.

Saat Vivi sedang merogoh toples coklat koin di kantin, ia dihampiri dua orang adik kelasnya.

"Kak Vivi..." suara renyah itu terdengar dari arah belakang

Vivi menoleh, "Ya Tuhaaan...." wajahnya terpana melihat kedua adik kelasnya.

"Saya Marsha, Kak. Bukan Tuhan," sergah gadis kelas 10 berwajah imut itu.

"Saya Oniel..."

"Maksudnya...dah lah lupain." Vivi meroll matanya, ia memasukkan sejumlah coklat koin itu ke dalam plastik dari toples, "...ada apa dah tumben? Ngefans ya?"

"Dih..." Oniel berdecak pelan, mengerutkan alis.

"Mau minta tolong, Kak Vivi. Urgent," sahut Marsha.

Dia [ChiMi] [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang