Tembok Rose

355 32 4
                                    

'Narrator Povs'

Levi mengetuk pintu kamar kezra, tidak ada jawaban apapun. Ia membuka pintu perlahan, tampak sesosok wanita sedang tertidur sambil memeluk bantal kesayangannya dan terbalut selimut. Senyuman tipis hadir dalam mulut levi, hanya kezra yang dapat membuat pria sinis ini menjadi lemah lembut begini.

"Kezra, bangunlah. Kau sudah terlambat" bisik levi sambil mengoyangkan tubuh kezra perlahan

"Engg... mimpiku sedang indah, jangan ganggu" erangan kezra membuat levi tersenyum

"Oi.. apa yang kau mimpikan sampai kau tidak mau bangun" levi mengelus puncak kepala kezra perlahan

"Diamlah......" sorak kezra masih dengan mata tertutup

"Kezra, sudah pukul enam. Kau akan kena marah erwin jika bermalas-malasan seperti itu" ujar levi 

"Tch! Baiklah-baikkk.... aku akan akan bangun" kezra meregangkan tangannya

Tangan kiri kezra mengenai muka levi, levi memegangnya dan menariknya hingga terjatuh dari ranjang. Levi memang memperlakukan kezra cukup kasar, tapi dia tidak ingin seseorang membuat kezra hingga terluka atau memperlakukannya seperti apa yang ia lakukan.

"Aghh... heichoo"

"Levi" jawabnya santai

Kezra segera bangkit, dirinya mendekati levi yang sedang bersender di dinding. Kezra memukul pelan dada bidang levi dan meninggalkan levi dengan muka cemberut, nyawanya masih belum terkumpul jadi dia tidak bisa membalas levi dengan seimbang. Levi hanya tersenyum manis melihat tingkah laku kezra yang seperti anak kecil.

'Kerza Povs'

"Cepatlah, kau harus membuatkan sarapan untukku" ucap levi

'Tch! Padahal aku sedang bermimpi bertemu dengan sosok pangeran tampan dan kaya raya. Apa dia tidak bisa membuat sarapan sendiri?!' Gerutuku dalam kamar mandi

Setelah memakai seragam, aku segera mengikat rambutku seperti biasa. Half up half down bun. Aku melihat kotak cincin pemberian levi yang berada diatas meja. Mengingat kejadian kemarin membuatku kembali bingung dengan jawaban apa yang harus aku berikan.

Selama ini dia memang mengesalkan, tapi dirinya juga istimewa bagiku. Aku bisa merasakan perilakunya sangat berbeda padaku, tapi apa aku mencintainya? atau hanya sebatas teman saja?

Disisi lain aku juga belum bisa menerima levi. Apa dirinya akan semakin mengekangku? Atau aku hanya bisa 24/7 dengannya?

Aku segera keluar dari kamarku, membuat dua panini untukku dan levi. Panini cukup mudah dibuat, seperti sandwich namun lebih lezat. Makanan ini juga cukup untuk memenuhi tenaga hingga seharian.

Dua piring panini, secangkir teh hitam dan coklat panas telah tersedia diatas meja. Kami segera melahap sarapan kami dengan tenang, tapi pikiranku masih memikirkan tetang cincin pemberian levi, bagaimana jika ada yang mencurinya? Atau mungkin menjualnya!! pikiranku jadi kacau hanya karena cicin itu.

"Oi.. kezra. Ada apa?" Tanya levi yang berhasil memecahkan lamunanku

"ha?  aku gapapa"

"Jangan berbohong padaku, kezra" levi  menatapku dengan serius seakan paham bahwa dirimu sedang bimbang

"Sudahlah, heicho. Kita harus segera berangkat" ucapku sambil menghabiskan panini dan coklat panasku

"Levi"

"Yaa.. yaa... levi"

Sebelum berangkat, aku mengambil cicin tersebut dan menaruhnya disaku. Aku harap, cicin ini akan aman disana. Setidaknya tempat itu lebih aman dibanding aku tinggalkan di kamar bukan?

Hidden Royalty (levi x reader/oc)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang