01. Reuni

1.9K 228 47
                                    

Jakarta, 13 Juli 2023

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jakarta, 13 Juli 2023.

Ingin pulang. Gadis berambut panjang yang baru genap 20 tahun itu ingin pulang saja.

Rintik Hujan namanya. Jika ditanya kenapa, alasannya adalah Rintik lahir saat hujan rintik-rintik. Namun, Rintik sangat membenci hujan.

Entah yang keberapa kali Rintik menguap. Kemarin dia menyelesaikan tugas-tugas kuliah sampai larut. Ditambah kerja paruh waktu, lengkap sudah kantuknya. Jika Meira tidak memakaikannya make up maka acara reuni pasti akan bubar ketika melihat kantung mata Rintik yang membuat jantung auto melompat.

Reuni Akbar angkatan 40, 41, dan 42 diadakan di sebuah rumah makan mewah yang gosipnya milik salah satu dari orang yang menghadiri acara ini. Rintik tidak tahu dan tidak mau tahu. Premisnya sejak awal acara adalah dia ingin pulang.

Demi menghilangkan kantuknya dan mencegah kepalanya jatuh ke dalam mangkuk saus tomat di depannya, Rintik mengambil salah satu kentang goreng milik Meira dan mencoleknya pada saus cabe yang super pedas. Bukan kantungnya yang hilang, malah sakit perut yang datang. Rintik meringis. Dia menyikut Meira yang masih asik menggosipkan cogan-cogan Andromeda pada masanya.

"Mei-mei," panggil Rintik tapi tidak kunjung ada jawaban. Di panggilan ketiga, itu pun harus dengan dicubit kepiting ala Rintik barulah Meira menoleh.

"Apa lagi, Rin? Enjoy aja. Lihat-lihat cogan AHS dulu, cuci mata. Atau kali aja ada yang berjodoh sama lo. Masa lo dua puluh tahun nggak punya pacar--"

"Malah ngajak baku hantam lo," potong Rintik dengan kesal. "Gue mau balik!"

"Eh, capek-capek gue daftarin lo."

Ya memang, Rintik didaftarkan oleh Meira meski Rintik sudah menolak seribu kali. Oke, itu hiperbola. Yang pasti, Rintik sudah menolaknya banyak kali.

"Capek banget, ya? Lo daftarinnya sambil salto, hah? Emang gue minta?" Rintik memalingkan wajah pada teman sekelasnya itu. Mereka satu universitas jadi selalu bersama-sama.

Di depan Meira, cewek berambut sebahu dengan setelan kelewat formal, mengerutkan kening. Dia menatap Rintik seolah Rintik adalah barang antik di pameran yang mesti ditatap lamat-lamat.

"Lo berubah, ya?" tanyanya pada Rintik.

Rintik harus dicubit dahulu oleh Meira agar menoleh. Dia celingukan lalu menunjuk hidungnya dengan kentang goreng.

"Ngomong sama gue?"

"Gei ngomong sama gelas," sahut Meira dengan wajah datar. "Ya elo, lah!"

Cewek yang Meira panggil Gei itu tertawa dengan elegan, tidak seperti Rintik yang kalau tertawa suaranya mirip genderuwo kerasukan setan.

"Terakhir gue kenal lo, lo anaknya pendiam, kalem. Gaya bicaranya juga aku-kamu."

"Itu sih masa lalu."

CANCERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang