20. Lihat Ini!

346 108 17
                                    

Story by : saskiafadillaaa

Halooo gimana kabarnya?
Masih inget aku?

Kangen nggak, nih?

Wkwk.

Happy Reading 💚

***

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Kian masuk ke kamarnya dengan linglung. Sejujurnya, dia masih terguncang dengan fakta tidak masuk akal itu. Salju—oh, bukan, maksudnya Rintik. Gadis yang selalu dia panggil Olap itu adalah manusia dari masa depan?

Kian masih tidak percaya.

Cowok kelebihan kalsium itu menghempaskan tubuhnya ke kasur. Posisinya kini tengkurap. Dia meraih guling kemudian memeluknya. Sebelah pipinya menempel di atas guling itu.

Ekspresi Kian lebih cengo dari ekspresi saat dia diberikan soal matematika. Kian bahkan merasakan—secara khayali—angka IQ-nya mulai turun dan terperosok sampai ke angka nol. Kian menjambaki rambutnya. Seketika matanya berkaca-kaca.

"Bapak, ini anak sulung Bapak yang paling ganteng se-kompleks masih waras, kan?" lirihnya, mengasihani diri sendiri. 

"Eh, tapi," Kian seketika mengubah posisinya menjadi duduk. Saking cepatnya, sendinya sampai berbunyi. Tidak ada waktu untuk mengheningkan cipta dan menikmati rasa sakit. Dia segera melompat dari kasur kemudian mengambil laptop dari meja belajar.

Tangan Kian mengetuk meja menunggu laptopnya menyala. Setelah menyala, dia segera mengetikkan sesuatu di kolom pencarian. 

Kian itu tipe orang yang langsung mengantuk begitu baru membaca lima baris saat disuruh guru baca buku lima belas menit sebelum belajar. Namun, saat ini, dia membaca lebih dari satu artikel. Bapak Haji Komaruddin akan sangat bangga kalau tahu Kian sekarang sudah membaca habis lima artikel.

Ekspresi cengo dan jiwa-jiwa yang terguncang kini perlahan menghilang digantikan senyum penuh arti.

Setelah menjelajah di Google, Kian menarik satu kesimpulan. Semesta itu selalu punya banyak rahasia dan kejutan, percaya tidak percaya.

Kian tidak mempercayai sepenuhnya tetapi dia akan membuktikannya sendiri. 

***

"Lo beneran udah mendingan? Serius mau sekolah, Lap?"  

Rintik tersenyum mendengar panggilan sederhana itu. Dia senang, setidaknya dengan kembalinya panggilan konyol itu berarti Kian sudah menerima dirinya dan kenyataan yang bagi sebagian orang tidak masuk akal. 

CANCERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang