35. Wajah Asli

357 70 23
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Story by : saskiafadillaaa

Halooo, udah lama nggak ketemu yaa. Maaf huhuu.

Makasih buat yang udah nungguin, DM tanya kapan update. Makasih banyaaak.

Happy reading. 💚

***

Kepala Rintik terasa semakin berat. Telinganya berdenging. Sayup-sayup dia mendengar suara Kian memanggilnya berulang kali. Sampai akhirnya dia merasa kakinya sudah tak sanggup menahan tubuhnya sendiri untuk tetap berdiri tegap. Dia nyaris ambruk tetapi dia memilih mundur beberapa langkah hingga dapat berpegangan ke sisi dinding.

Kian dengan sigap membantu menahan Rintik.

"Olap, kalau lo pusing kita ke UKS dulu, ya?" tanya Kian dengan suara lembut, berusaha membujuk Rintik. Namun, Rintik menggeleng. Bukan untuk menjawab pertanyaan Kian melainkan mengusir rasa pusing yang tiba-tiba menyerang.

"Nggak bisa. Lo harus istirahat dulu," gumam Kian. Cowok itu lantas mengarahkan Rintik dengan pelan-pelan untuk duduk di bangku yang tersedia di sisi koridor.

Sementara Rintik duduk di kursi, Kian berjongkok dengan menumpukan satu kakinya ke lantai. Cowok itu menatap Rintik yang menunduk memegang kepalanya dengan raut khawatir. Tangannya menggenggam tangan Rintik.

Sementara itu, bayangan singkat dan acak mulai memenuhi kepala Rintik. Rintik tidak mengerti apa itu. Satu hal yang pasti, dia merasa takut. Dia sendiri dan rasanya sangat sesak. Rintik berusaha bernapas dengan normal karena dadanya mendadak sesak sementara kepalanya masih dipenuhi bayangan aneh. Dalam bayangannya, rasanya seolah dia seperti sedang tenggelam.

"Tolong..." gumam Rintik.

"Rintik?" Kian semakin khawatir. Dia bahkan mengubah panggilan khususnya dan menatap Rintik dengan serius.

"Tolong... tolong..." lirih Rintik dan satu tetes air mata jatuh membasahi pipinya.

Refleks Kian langsung berdiri kemudian mendekap Rintik. Ragu-ragu tangannya menepuk-nepuk punggung Rintik sampai napas Rintik menjadi teratur.

Kian bertanya-tanya, sebenarnya apa saja yang terjadi padanya selama ini? Apa saja yang Rintik hadapi seorang diri? Apa saja beban yang Rintik tanggung di pundak rapuh yang selalu berusaha tegar itu?

Entahlah. Kian tidak tahu itu semua. Kian tidak begitu tahu banyak hal tentang Rintik. Kian belum lama ini bertemu Rintik. Namun, Kian selalu merasa ingin melindunginya. Kian selalu merasa ingin ada di sisi gadis ini.

CANCERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang