23. Tak Berfungsi

335 100 14
                                    

Story by : saskiafadillaaa

Udah lama nggak update. Makasih ya buat yang setia nunggu. Aku lagi stres makanya nulis biar tetap waras~~

Happy Reading 💚

***

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

"Ibu?" gumam Kian. Mulutnya mengunyah nasi goreng dengan gerakan pelan. "Ibu lo?"

Rintik mengangguk. Tanpa memperdulikan makanannya yang bahkan belum dia habiskan setengah, gadis itu berdiri dengan terburu.

"Lo makan aja, gue harus pastikan itu benar-benar Ibu," ucap Rintik cepat. Dia segera berlari ke seberang jalan.

"Eh, eh. Tunggu, Lap!" teriak Kian panik. Dia cepat-cepat melahap nasi gorengnya sampai mulutnya penuh kemudian bergegas menyusul Rintik.

"Mas, Mas! Nasi gorengnya belum dibayar!" teriak penjual nasi goreng seraya mengacungkan spatulanya.

Kian berlarian kembali ke warung nasi goreng kemudian memberikan uang sekenanya.

"Ini, Mang. Kembaliannya ambil aja!"

"Tapi, Mas—"

"Gapapa, sama-sama!" teriak Kian.

"Iya, tapi ini ... UANGNYA KURANG!" teriak balik si Mamang nasi goreng. Bapak-bapak berkumis melintang itu mengusap dadanya. 

"Sabar, sabar. Orang sabar kumisnya cetar," gumamnya seraya menatap kepergian pelanggan menyebalkan itu. Kian harus bersyukur setidaknya dia bisa pulang tanpa digampar wajan nasi goreng dulu.

Beralih ke sisi Kian yang sudah menyusul Rintik. Dengan napas yang tak beraturan, Kian menyapukan pandangannya.

"Nggak kekejar?" tanyanya. Rintik menggeleng dengan napas yang sama berantakannya dengan Kian.

"Ke arah mana? Kali aja gue bisa kejar."

Rintik menggeleng. "Nggak bisa. Nggak akan kekejar."

"Kenapa? Nyokap lo tiba-tiba hilang di depan lo kayak hantu?" tanya Kian iseng.

Namun, Rintik mengangguk membuat suasana tiba-tiba horor. Ada apa dengan keluarganya? Pikir Kian.

"L-loh? S-serius?"

"Serius!" tegas Rintik. "Gue nggak tahu apa itu tapi ada yang Ibu sembunyikan selama ini. Dari gue dan bokap gue. Gue harus cari tahu."

Rintik mengacak rambutnya, frustrasi. "Kenapa Ibu bisa ada di sini? Harusnya dia kalau nggak lagi di kantor ya nemenin gue yang di rumah sakit."

"Perlu kita minta bantuan lo yang di rumah sakit buat pastiin nyokap lo di mana?"

Rintik menghela napas dengan berat. "Nggak usah. Dia pasti masih kaget karena pengakuan gue."

CANCERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang