Empat

730 124 12
                                    

     Akhir pekan ini, Brianna sengaja mengajak Austin menemaninya pergi berbelanja ke supermarket. Sewaktu Brianna sibuk memilih-milih bahan makanan, perhatian Austin tertuju pada rak mainan yang tak jauh dari tempat mereka saat ini.

Melihat Brianna lengah, Austin melarikan diri darinya menghampiri rak mainan itu. Di dalam rak itu, ada banyak mainan yang dipajang. Tatapan Austin tertuju pada robot mainan yang ada di hadapannya. Mainan itu telah dijanjikan Tim padanya sejak sebulan lalu.

Tak lama, Austin meraih robot mainan itu. Ada sebuah tombol yang bisa ditekan pada mainan itu. Robot itu mengeluarkan suara saat Austin menekan tombol itu. Namun, sayangnya si kecil itu tak bisa mendengarnya, tetapi kedua matanya bisa melihat kelap-kelip lampu di mainan robot itu. Austin pun bersuara tertawa riang.

Brianna menyadari bahwa Austin tak ada di dekatnya. Nyaris cemas, tetapi sesaat kemudian ia melihat si kecil itu sedang berdiri memegang sebuah mainan tak jauh darinya. Brianna segera mendorong troli penuh belanjaan dan bergegas menghampirinya.

Austin terkejut saat Brianna menyentuh bahunya. Dengan cepat wajahnya menoleh pada perempuan itu.

"Kenapa kau pergi tanpa bilang padaku?" Brianna menegurnya dengan isyarat.

Bibir Austin mengerucut. Kedua mata hazelnya menatap mainan robot itu lagi di tangannya. Tak lama, Brianna segera mengambil mainan itu darinya.

"Dadda berjanji akan membelikanku mainan itu." Austin mengutarakan keinginannya yang sangat menyukai mainan itu.

Brianna tersenyum kecil. Dia bisa saja membelikan mainan itu, tetapi Tim pasti akan memarahinya. Pria itu tak pernah mengizinkan putranya meminta mainan dari orang lain. Dengan mengurungkan niatnya, Brianna meletakkan kembali mainan itu ke dalam rak.

Austin tak lepas menatap mainan itu. Dia tak sabar sampai Tim benar-benar membelikannya. Sebelum Austin merengek karena mainan itu, Brianna segera mengajaknya berpindah ke bagian lain supermarket itu. Dan kali ini ia lebih ketat mengawasi si kecil itu agar tak berkeliaran seperti tadi.

Sepulangnya dari supermarket, Austin terlihat asyik duduk di depan televisi sembari menikmati semangkuk es krim. Brianna membelikannya sebagai hadiah karena anak itu sudah menemaninya berbelanja hari ini.

Saat Brianna sedang sibuk merapikan belanjaan di dapur, terdengar seseorang mengetuk pintu apartemennya. Perempuan itu lantas melepas sejenak pekerjaannya untuk membukakan pintu. Dari depan televisi, Austin melihat Brianna berjalan ke lorong pintu.

Begitu membukakan pintu, Brianna bingung tak melihat siapa pun di luar sana. Dan di bawah kakinya, ada sebuah tote bag berisikan sesuatu. Air muka perempuan itu terheran-heran dan penasaran dengan tas itu. Brianna meraihnya dan mengeluarkan isinya. Tas itu berisikan robot mainan yang Austin pegang di supermarket tadi.

Dengan wajah cemas, Brianna melihat kembali ke sekitar lorong apartemennya. Sunyi, tak ada siapa pun di sana. Dia bingung dan tak tahu siapa yang meninggalkan mainan itu di depan kamar apartemennya. Yang semakin membuatnya bertanya-tanya mengapa seseorang meninggalkan mainan yang sama dengan yang Austin inginkan.

Brianna berbalik dan membawa masuk mainan itu. Dia lantas menghentikan langkahnya saat melihat Austin berdiri tak jauh di baliknya. Tatapan si kecil itu menelisik dirinya di depan pintu. Tak lama, Brianna bergerak menghampirinya.

"Apa itu?" Austin merasa penasaran melihat Brianna membawa sesuatu di tangannya.

Brianna mengeluarkan kotak mainan itu dari dalam tas yang membungkusnya. Kedua mata Austin langsung saja berbinar melihat mainan itu. Ekspresinya diselimuti kegembiraan. Brianna langsung menjauhkan kotak mainan itu saat Austin hendak mengambilnya dari tangannya.

When I Was Your ManTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang