Part 8

369 67 5
                                    

"Permisi Pah." Yuki menghampiri Tomas yang sedang bersantai sambil membaca koran di ruang keluarga.

"Ada apa Yuki?" Tomas melipat korannya dan menyimpannya di meja. Yuki duduk dengan canggung di sofa menghadap Tomas.

"Aku ingin meminta ijin untuk melakukan perjalanan ke US, China dan Jepang." Tomas agak terkejut dengan pernyataan Yuki.

'What? Keliling dunia? Kakak ipar.... eh? Ipar? Maksud gue si Yuki ini orangnya gimana sih? Pertama Pesta pangeran, sekarang mau pergi ke 3 negara? Tapi kalau gue bisa ikut lumayan kan buat liburan mencari udara segar.' Ana mengukuti Yuki saat Yuki masuk ke ruang keluarga lalu bersembunyi di balik pintu sambil mendengarkan percakapan Yuki dan ayahnya itu.

"Apa sangat harus?" Tanya Tomas

Yuki mengangguk dengan penuh keyakinan. "Iya, karena aku harus membereskan barang barangku di New York, guruku di Beijing dan kedua orangtuaku di Tokyo." jelas Yuki sambil menghitung dengan jarinya. "Aku selalu melakukan perjalanan ini setiap tahun dan tahun ini aku memang berencana ke China dan Jepang setelah menemui auntie disini." Lanjutnya

Tomas berfikir sebentar. Dia tidak terlalu tahu tentang Yuki, tapi yang pasti dia tahu adalah wajar saja untuk mengunjungi makam kerabat setelah pernikahan. "Oke. Tapi kamu harus pergi dengan Alvin" ujar Tomas.

"Apa aku boleh pergi sendiri? Alvin kan harus bekerja..." balas Yuki. Dia memang tidak berencana pergi bersama Alvin tapi untuk berjaga-jaga, Yuki meminta Alvin terbih dahulu. Lagipula meski Alvin setuju, belum tentu dia benar-benar mau pergi dengan Yuki.

"Aku juga mau ikut. Ya Pah... pliiisss" Ana datang tiba tiba entah dari mana dan menyela pembicaraan Yuki dan Tomas.

"Kamu kan harus sekolah Ana" sahut Tomas lembut.

"Kan bisa bolos Pah... boleh yaa... aku juga mau liburan" balas Ana dengan memohon.

"Justru itu, kamu tidak boleh ikut. Liburan itu ada waktunya" Ujar Tomas pada anaknya itu lalu beralih menatap Yuki "Alvin bisa cuti selama dua minggu. Jadi kalian bisa pergi." ujarnya pada Yuki.

"Oke Pah. Terima kasih" ujar Yuki sambil tersenyum senang. Perjalanan ini sudah menjadi hal wajib setiap tahunnya untuk Yuki. Dia sudah melakukan ini sejak sepeninggal Kakaknya 5 tahun lalu.

"Kak Yuki! Bantu aku ngomong sama Papa. Aku mau ikut!" Ana meraih tangan Yuki dan kini beralih memohon padanya.

Yuki melirik Ana yang sedang menatapnya dengan tatapan memohon. Sebenarnya Yuki ragu untuk menfajak Ana. Ini bukanlah liburan seperti yang Ana pikirkan. Dan juga dia hanya bisa pergi selama 2 minggu, itu akan sangat melelahkan dalam waktu sesingkat itu harus mengunjungi 3 negara.

"Biarin Ana ikut." Alvin muncul entah dari mana lalu duduk di samping Ana.

Ana langsung sumringah mengetahui ada yang mendukungnya dan pandangannya kini berbinar pada Kakaknya itu. "Kakak memang paling baik" Ana memeluk Alvin.

"Tetap tidak bisa. Papa denger kamu sering bolos sekolah terus pergi shoping sama temen-temen kamu kan dan juga nilai kamu jelek." Ujar Tomas membuat Ana membelalakkan matanya lalu melepaskan pelukannya dari Alvin. Bagaimana Papa bisa tahu?.

Alvin menatap Ana dengan tatapan tidak percaya. "Kalau begitu aku tarik lagi kata kataku. Kamu gak boleh ikut."

"Kakak... Papa... Yuki..." rengek Ana.

"Begini saja. Kalau nilai kamu naik dan kamu rajin sekolah di semester ini. Papa akan ijin kamu pergi liburan kemanapun yang kamu mau." Tomas tidak tega melihat putrinya terus merengek. Meski memiliki sifat yang tegas tapi Tomas juga tetaplah seorang ayah yang sangat menyayangi anak-anaknya. "

Mata Ana bercahaya kembali saat mendengar perkataan Ayahnya itu. "Bener ya Pah... pokoknya aku mau liburan ke London"

"Iya... tapi harus pergi sama Mama." Sahut Tomas.

"Siap 86!" Seru Ana sambil berhormat.

***

"Aww..!! Kalo berenti tuh jangan ngedadak dong!!!" Yuki menabrak punggung Alvin saat baru masuk ke kamar mereka.

"..."

Yuki memilih jalan lain dan melewati Alvin lalu duduk di sofa dan menyalakan televisi. Dia memilih-milih chanel yang mungkin menyenangkan hingga sampai di chanel yang menayangkan cartoon favoritenya. "Woo... ternyata spongebob juga tayang disini!!" Seru Yuki.

Alvin menatap Yuki dengan tatapan dingin. Entah kenapa setelah mendengar Yuki ingin pergi sendiri dia menjadi agak kesal.

Yuki menoleh ke arah Alvin yang disadarinya sedang menatapnya. "Oi. Gak pegel bediri teros?" Ujar Yuki santai.

Alvin melangkahkan kakinya menghampiri Yuki lalu duduk di samping Yuki dengan agak berjarak. "Lu udah gede nontonnya ginian?!"

"Ini seru tau... lucu..." sahut Yuki dengan riang

"Kayak anak kecil" balas Alvin datar sambil memainkan ponselnya.

"Biarin..." balas Yuki mengerucutkan bibirnya lalu tetap fokus menonton setelah tidak ada respon apapun dari Alvin.

Tawa Yuki yang sedang menonton cartoon kesukaannya tersengar di seluruh ruangan. Hanya ada suara dari televisi dan tawa Yuki disana. Sesekali Alvin melirik Yuki saat tawanya agak lebih kencang akibat cartoon yang dia tonton. Tanpa disadarinya Alvin sedikit mengembangkan senyumannya saat melihat Yuki yang sedang tertawa kegirangan.

"Apaan Nih!! Kok acaranya ganti?!! Spongebob gue udahan?!!" Omel Yuki agak kesal.

"Ya kalo udah berarti udahan!" Sahut Alvin datar.

"Cepet banget!!!" Rengek Yuki.

Alvin berdecak melihat kelakuan Yuki. Dia tidak menyangka bahwa masih ada wanita dewasa yang merengek hanya karna sebuah cartoon.

"Kita mau berangkat kapan?" Tanya Alvin mengalihkan topik.

"Kemana?" Sahut Yuki

"Ck... masih nanya mau kemana? Kan lu yang mau pergi!"

"Oh iya. Mmm... kalau gitu minggu depan aja."

"Oke" Alvin bangkit dari duduknya. Dia sudah bosan dengan ponselnya dan merasa pusing membaca berita yang banyak diantaranya adalah berita tak berguna. Kini Alvin beralih pada laptopnya untuk melihat pekerjaannya.

Cartoon favoritnya sudah selesai dan Yuki pun mematikan televisinya dan beralih pada ponselnya untuk bermain game. Saat sedang menunggu loading gamenya Yuki teringat akan sesuatu lalu dia menatap Alvin yang sedang fokus bekerja.

"Apa?" Ucap Alvin yang merasa diperhatikan.

"..." Yuki ingin mengatakan sesuatu tapi dia ragu karena dia sudah meminta banyak hal pada Alvin.

Alvin menghentikan aktivitasnya lalu mengalihkan pandangannya pada Yuki. "Apa liat-liat?"

"Gue mau beli oleh-oleh buat Guru gue. Tapi gue gak tau harus beli apa dan dimana. Jadi lu bisa bantu gue gak?" ujar Yuki

'Itu doang kok ragu' Alvin menghembuskan nafasnya. "Sabtu ini gue anter" ucapnya lalu melanjutkan pekerjaannya

"Beneran?"

"Hmm"

"YES!!! Sankyu Al ♡"

***

Halo guys. Maaf kalau ceritanya kurang bagus. Dan maaf slow update karena aku sudah mulai sibuk lagi...

Tapi aku harap kalian berbaik hati memberikan VOTE untuk ceritaku ini ♡ supaya aku makin semangat lanjutinnya :)

Terima kasih...

Lanjut Next Part yaa... ♡♡♡

Tiba Tiba MenikahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang