Part 4

374 63 0
                                    

Diperjalanan Yuki tidak berbicara sepatah katapun. Susan dan Ana hanya mengobrol sendiri tentang sesuatu yang obrolannya pun Yuki tidak mengerti sama sekali.

Yuki menatap keluar jendela di sepanjang perjalanan untuk melepas rasa bosan.

Sesampainya di tempat fitting, Susan dan Ana langsung melihat-lihat gaun yang dipajang dengan digantung. Seorang wanita cantik menghampiri Yuki dan memintanya untuk mengikutinya. Wanita itu adalah designer dari gaun yang akan Yuki pakai. Gaunnya sudah disiapkan dan hanya tinggal menyesuaikan dengan ukuran tubuh Yuki saja.

Yuki memakai gaunnya untuk dicoba dan disesuaikan dibantu oleh staff yang bertugas disana. Yuki melihat ke cermin di depannya, dia tidak pernah membayangkan dirinya memakai gaun pengantin yang indah seperti ini sebelumnya.

Orang-orang sudah menunggu cukup lama hingga akhirnya Designernya keluar menghampiri Alvin dan yang lainnya lalu menjentikkan jarinya, bersamaan dengan itu, tirai terbuka dan menunjukkan Yuki sudah memakai gaun pengantin yang indah dan terlihat cantik.

Yuki melihat Alvin yang menatapnya dengan tatapan datar. Yuki pun tidak akan berharap banyak kepada mereka terutama Alvin.

"Bagaimana?" Ucap designernya kepada para staff yang membantu Yuki untuk memastikan kesesuaian gaun pengantinnya.

"Semuanya sesuai Kak., ukurannya pas sekali" sahut salah satu staff.

"Bagaimana?" Designer itu membalikkan badannya menghadap para penonton.

Yuki sangat cantik dengan mengenakan gaun pengantin itu. Model bahu yang sedikit terbuka sangat cocok dikenakan di tubuh Yuki. Sebenarnya Yuki lebih suka gaun berwarna hitam. Saat berceemin pun dia membayangkan kalau gaun yang dia kenakan berewarna hitam. "It's perfect" gumamnya tanpa sadar.

"Betul. Ini perfect bangettttt dipake sama Nona." seru Designer itu menimpali Yuki. Yuki tersentak dan tersadar lalu tersenyum garing.

"Hmm... aku jadi ingin menikah" ujar Ana sambil menghayalkan dirinya memakai gaun pengantin.

"Menurut kamu gimana Al?" Tanya Susan kepada putra sulungnya itu.

Alvin masih menatap Yuki dengan tatapan datar sejak tadi. "Lagian emang mau pake yang ini kan" ujarnya dengan nada Datar.

"Tapi Yuki kamu harus diet supaya pas hari-h nanti gaunnya malah gak muat" ujar Susan.

"Iya Ma." Sahut Yuki sopan

"Baiklah. Kalau begitu" Designer itu mengisyaratkan pada staffnya untuk menutup tirainya dan membantu Yuki membuka dressnya. 'Ini calon lakinya dingin banget. Kayaknya dia gak suka sama calon bininya deh' benaknya yang diam diam mengamati keadaan sekitarnya.

Yuki berganti memakai pakaiannya semula lalu keluar dari ruang ganti dan duduk di sofa di samping Alvin. Mereka menunggu Susan dan Ana mencoba gaun yang akan mereka pakai di acara pernikahan nanti.

Setelah selesai mereka tidak langsung pulang tapi mampir dulu di cafe milik sepupu Alvin yang bernama Reno. Meski pulang pun Susan dan Ana sudah terlanjur mengatakan akan makan malam diluar dan para maid tidak menyiapkan makan malam hari ini.

Alvin mengendarai mobilnya masuk ke sebuah Mall dan memarkirkan mobilnya di parkiran bawah tanah. Mereka pun keluar dari mobil dan berjalan masuk ke mall. Yuki mengikuti mereka tanpa bicara apapun.

Mereka masuk ke dalam sebuah cafe dengan dekorasi interior klasik. Hanya satu meja yang kosong dan itu berada tepat di samping jendela. Mau tidak mau, mereka harus duduk disana.

Yuki sedang ingin milkshake strawberry dan strawberry shortcake kesukaannya dan beruntungnya cafe ini memiliknya. Suasana hati Yuki membaik saat memikirkan akan memakan makanan kesukaannya itu. Baru beberapa suap kecil Yuki memakannya tapi kuenya diambil oleh Ana.

Tiba Tiba MenikahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang