Part 19

354 66 13
                                    

"Hey. Are you okay?" Paul menoleh ke arah Yuki saat mobil mereka berhenti di persimpangan jalan karena lampu merah.

"I'm fine" sahut Yuki sambil tersenyum. Ya, mereka melewati persimpangan itu lagi. Tempat Kai meninggal, kaka Yuki.

Alvin menatap Yuki dari kursi belakang dan tidak mengerti dengan situasinya. Kenapa Paul menanyakan keadaan Yuki? Sedangkan sejak dari pemakaman tadi Yuki terlihat baik baik saja. Bahkan Yuki sempat tertawa.

Lampu hijau pun menyala dan Paul kembali melajukan mobilnya.

Lima belas menit perjalanan, Paul memarkirkan mobilnya di depan sebuah bengkel. Terlihat tiga orang sedang mengotak-atik mesin mobil dan mereka memghentikan aktifitasnya saat mengetahui kedatangan Yuki.

Yuki keluar dari dalam mobil diikuti oleh Paul dan Alvin. Orang-orang yang ada di bengkel itu tersenyum saat melihat Yuki datang.

Alvin berjalan di samping Yuki. "Temen lu?" Tanya Alvin sedikit berbisik

"Iya" jawab Yuki singkat.

Salah satu yang perempuan beekulit coklat dari tiga orang itu menghampiri Yuki lalu memeluknya. "Congratulation for your wedding" ujar Layla sambil memeluk Yuki.

Disusul dengan kedua orang lainnya yang menghampiri Yuki dan Alvin.

"You must be Alvin. Good to see you. I'm Sean" ujar Sean sambil tersenyum ramah dan menyodorkan tangannya.

Alvin menjabat tangan Sean dan balas tersenyum ramah. Dan mereka pun berjabat tangan.

"And I'm Shota" ujar sayu orang lagi di belakang Sean.

Alvin melepas jabatan tangannya dengan Sean lalu berganti menjabat tangan Shota. "Alvin"

Meski ini kali pertama mereka bertemu dengan Alvin tapi mereka tahu kalau Alvin adalah suaminya Yuki.

Kini Sean berganti memeluk Yuki dengan lembut kemudian Shota juga memeluk Yuki setelah Sean.

"My Queen finally comeback!" Seru Shota dengan riang.

Sean, Layla dan Shota juga adalah teman Yuki sejak SMA. Mereka berada di kelas yang sama dengan Yuki sejak tahun kedua tapi Sean memang baru masuk ke sekolah itu di tahun kedua ajaran.

Sean adalah murid pindahan dari Amerika, karena beberapa alasan dia pindah ke Jepang untuk tinggal bersama ayahnya dan itu berlangsung hingga sekarang.

Layla, bukanlah keturunan Jepang sama sekali tapi dia dibesarkan oleh seseorang yang asli orang Jepang. Entah bagaimana dia bisa berakhir di sini saat itu tapi itu bukanlah hal yang paling penting. Keberadaan dan kebebasan yang dimilikinya sekarang adalah hal yang paling penting sekarang.

"Well... ada yang ingin menantangmu balapan. 500.000¥ kalau kamu menang. (Jepang)" Ujar Sean tanpa basa-basi lagi. Dia tahu kebiasaan Yuki saat mendatanginya setiap kali berada di Jepang. Selain untuk bertemu kawan lama, tapi juga mencari informasi mendapatkan uang untuk bekal perjalanan tahunan yang Yuki lakukan.

Sean menaikkan alisnya saat melihat ekspresi Yuki yang terlihat ragu. Tidak biasanya Yuki ragu. Biasanya Yuki akan langsung menerimanya saja apa lagi dengan jumlah uang yang sebegitu banyak.

Yuki menoleh ke arah Alvin yang menetapnya bingung. Alvin tidak mengerti bahasa Jepang jadi dia tidak tahu apa yang sedang mereka bicarakan dan itu membuatnya menuesali sesuatu. 'Harusnya gue janhan tidur pas pelajaran bahasa Jepang waktu SMA' batinnya

"Apa?" Ujar Alvin yang melihat Yuki menetapnya.

"Gue bakalan nolak uang yang harusnya gue dapet hari ini. Tapi..." Yuki menunda kalimatnya dan berfikit ulang apakah dia harus mengatakannya pada Alvin atau tidak.

Tiba Tiba MenikahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang