Part 25

330 71 7
                                    

TOK... TOK... TOK...

Alvin mengetuk pintukamar Yuki beberapa kali namun tidak ada jawaban. Dia merasa sangat lapar tapi tidak ada apapun di dapur. Alvin berniat meminta Yuki membelikan makanan. Hingga beberapa kali lagi Alvin mengetuk dan memanggil Yuki tapi tidak ada jawaban sama sekalo Lalu akhirnya dia langsung membuka pintunya.

Saat pintu terbuka, mata Alvin dosuguhkan dengan hal yang mengejutkan. Kamar Yuki tidak seperti kamar perempuan yang dia ketahui. Tentu Alvin tahu kamar perempuan seperti apa, karena dia punya adik perempuan dan kamar kedua orang tuanya yang di dekorasi sesuai dengan selera ibunya.

Kamar Yuki berbeda dengan bayangan Alvin. Meja dandan yang penuh dengan makeup dan barang barang feminim lainnya, semua tidak ada di kamar Yuki. Kebanyakan disana adalah waran hitam. Tempat tidur, sofa, kursi, lemari, semuanya berwarna hitam. Bisa disimpulkan Yuki suka warna hitam. Kalau diingat-ingat pun saat pernikahan mereka, Yuki menanyakan gaun dengan warna hitam untuk menjadi gaun pernikahan mereka dan setiap harinya Yuki lebih sering mengenakan pakaian dengan warna hitam.

Ada lagi yang membuat Alvin lebih terkejut yaitu tiga layar monitor yang berbaris di meja di samping tempat tidur. Di depannya ada keyboard dan mouse yang saling berdampingan tidak lupa juga kursi yang biasa dipakai oleh gamers. Kenapa dia butuh tiga monitor untuk komputer?

Dan lagi banyak terdapat figure miniatur dan beberapa figur yang lebih besar dan satu figure pling besar yang disimpan dengan rapih di dalam kotak kaca. Figure paling besar ini di sinari oleh lampu berwarna biru yang memmbuatnya terlihat elegan.

Dari semua yang Alvin lihat, dia tidak menemukan sosok Yuki. Tempat tidurnya dibiarkan berantakan.

Jam dinding menunjukkan pukul sepuluh. Biasanya Yuki belum bangun di jam ini. Tapi sekarang dia malah tidak ada.

"Oi!"

Sebuah suara yang dia kenal terdengar dan Alvin pun menoleh ke arah sumber suara. Dia melihat Yuki berdiri di belakangnya.

"Ngapain?" Tanya Yuki singkat.

"Lu mau mana? Tumben jam segini udah rapi" Alvin balik bertanya

"Kantor"

"Emang lu kerja?"  Tanya Alvin tidak percaya

"Enggak! Gue main!" Jawab Yuki sarkas "iya lah gue kerja. Gak percaya amat kayaknya." lanjutnya kemudian.

Selama Alvin menjalani hari harinya dengan Yuki. Dia tidak merasa kalau Yuki bisa bekerja. Karena setiap harinya Yuki hanya tidur bangun diang, bermain game dan makan. Tidak ada yang lain.

"Berarti nanti di Indo lu bisa kerja di kantor Papa" ujar Alvin. Alvin berfikir, dari pada nantinya tiap hari Yuki hanya bermalas-malasan.

"Enggak"

"Loh kenapa? Dari pada tiap hari lu kerjanya main game doang dirumah"

"Gue gak cocok kerja di kantor"

"Nanti juga terbiasa dan jadi cocok"

"Pokoknya gue gak mau. Dah lah. Gue mau masak. Lu belom makan kan?" Yuki berbalik dan meninggalkan Alvin namun Alvin mengikuti Yuki dan keluar dari kamar Yuki.

"tapi didapur gak ada apa-apa" sahut Alvin

"Gue tadi keluar sambil belanja"

"Soal makanan aja gak lupa. Giliran sama suami malah ditinggal di bandara" cibir Alvin

"Gue kan dah minta maap"

"Woaaahh... jadi gue beneran ditinggalin?" Balas Alvin dibuat agak terkejut.

Tiba Tiba MenikahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang