Bagian - 22

497 60 10
                                    

Sudah dua hari Doyoung dan Alea saling diam, bahkan saat tidak sengaja berpapasan dikoridor sekolah ataupun dimana saja mereka selalu membuang tatapan kearah lain.

Alea sendiri bingung kenapa Doyoung jadi seperti itu, tidak mengerti masalah yang sebenarnya itu apa. Apa Doyoung marah karena Alea menyuruh Doyoung untuk bertemu dengan Ayahnya sebentar? Tapi, itu bukanlah hal yang jahat bukan? Letak kesalahannya dimana? Alea benar-benar bingung.

Ia selalu ingin menegur Doyoung, mengobrol dengan laki-laki itu untuk meluruskan masalahnya yang jika diceritakan sangat terdengar seperti kekanak-kanakkan.

Maksud dan tujuan Alea itu baik, dia ingin hubungan Doyoung dan Ayahnya kembali seperti dulu. Hubungan yang membuat siapapun iri jika melihatnya. Doyoung itu sangat dekat dengan Ayahnya, jadi wajar saja ia sangat terkejut dengan apa yang Ayahnya lakukan dibelakang sang ibu. Jangankan Doyoung, Alea pun sama terkejutnya saat mendengar kabar kalau Ayah dan Ibunya Doyoung bercerai, karena sang Ayah berselingkuh dengan wanita cantik yang umurnya jauh lebih muda dari sang Ibu.

"Le, lo ngelamun ya?" ucap Yeji, sambil menggoyangkan bahu Alea.

"Eh, sorry-sorry."

"Lo lagi ada masalah ya sama Doyoung?" tanya Ryujin.

"Gak tau."

"Kalo ada masalah tuh diomongin baik-baik, Le. Bukan diem-dieman kaya gini." ujar Yeji, membuat Alea terpaku diam.

"Gue bingung Ji."

"Lah? Bingung kenapa?"

Alea menarik napasnya dalam-dalam, lalu setelah itu ia mulai menceritakan masalahnya dengan Doyoung pada Ryujin dan Yeji.

"Mending lo omongin baik-baik deh sama Doyoung." ucap Yeji, setelah mendengarkan cerita Alea.

"Setuju. Kalo kalian gak ngobrolin ini baik-baik, masalahnya gak akan lurus."

"Iya, gue juga pengen ngomong baik-baik sih sama dia."

"Yaudah, sana. Tadi gue liat dia lagi di perpustakaan sama Winwin."

Alea mengangguk, lalu beranjak pergi untuk menemui Doyoung diperpustakaan. Sebenarnya sudah sejak lama Alea ingin sekali bicarakan hal ini dengan Doyoung secara baik-baik, hanya saja Alea terlalu gengsi untuk melakukannya. Tapi, saat ini Alea terus mencoba untuk menghilangkan rasa gengsinya itu.

Alea melangkahkan kakinya masuk kedalam perpustakaan, disana ia hanya melihat Jaehyun yang tengah sibuk merapihkan buku-buku.

"Jae, liat Doyoung?"

"Tadi dia keluar, sama Qila."

Alea diam, entah kenapa sekarang dia jadi malas untuk menemui Doyoung. "Oh yaudah, thanks ya."

Alea keluar dari perpustakaan dengan wajah kecewa, semangatnya untuk menemui Doyoung jadi hilang seketika.

Namun, entah bagaimana rencana tuhan selanjutnya, saat ia sedang berjalan di koridor untuk menuju ke-kelas, ia malah dipertemukan oleh Doyoung dan Qila yang jalan beriringan sambil bersenda gurau.

"Hai, Kak Alea." sapa Qila, saat melewati Alea.

Alea tidak menjawab apa-apa, dia malah menatap kearah Doyoung sambil tersenyum tipis.

"Gue boleh ngomong sama lo? Sebentar aja." ucap Alea dengan suara kecil.

"Qil, lo duluan aja ya. Nanti gue nyusul."

"Oke Kak."

Qila beranjak pergi dari sana, kemudian Doyoung mengubah posisinya jadi berhadapan dengan Alea. Tapi, kali ini tatapannya masih sama dengan sebelumnya, mengarah kearah lain.

ALEA || KIM DOYOUNGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang