Bagian - 15

559 70 7
                                    

"Jadi pacar gue ya?"

Alea terdiam, tenggorokannya seperti tercekat sekarang. Bahkan ia bisa mendengar detak jantungnya sendiri, saking berdegup kencangnya.

"Lo ... lo nanya gue?"

"Nanya Qila, yaiyalah nanya lo Alea!"

Alea diam, dia bingung harus gimana. "Gu—"

"LO BISA GAK SIH KASIH KEJELASAN KE GUE?! KALO NIAT LO CUMA MAIN-MAIN, MENDING KITA GAK USAH DEKET DARI AWAL! NYESEL GUE NGASIH PERASAAN LEBIH KE LO!" teriak Yeji tiba-tiba.

Bukan hanya Alea, Doyoung, dan Ryujin saja yang terkejut, tapi semua orang yang berada disana pun terlonjak kaget.

"Yeji, lo kenapa?" tanya Alea, langsung bangkit dari duduknya dan menghampiri Yeji yang kini sudah menangis.

Alea langsung bisa menebak apa penyebab Yeji menangis saat ini, setelah ia melihat Keenan yang berdiri dihadapan Yeji sembari menunduk. Jujur, sebagai sahabat Alea ingin sekali memarahi Keenan. Tapi tidak ia lakukan karena posisi mereka sedang berada dikeramaian, Alea tidak ingin memperkeruh keadaan.

Alea mencoba untuk menyentuh bahu Yeji guna menenangkan gadis itu, tapi yang terjadi Yeji malah menepis tangan Alea dan berlari entah kemana.

Dengan cepat Ryujin dan Alea langsung berlari menyusul Yeji, agar gadis itu tidak melakukan hal yang berbahaya.

"Nan, Yeji kenapa?" tanya Doyoung.

"Tadi Yeji nanya sama gue, hubungan gue sama dia itu sebenernya apa, ya gue jawab kalo gue anggap dia udah kaya sahabat gue sendiri. Dia kecewa sama jawaban yang dia denger, karena ternyata dia suka sama gue. Gue gak salah dong, Doy? Yeji nya aja yang terlalu berlebihan."

Doyoung gak habis pikir sama Keenan, ternyata ia salah menilai Keenan selama ini. "Bajingan lo." ucap Doyoung sebelum akhirnya ia melayangkan satu pukulan tepat di rahang kiri Keenan, sampai membuat laki-laki itu tersungkur ditanah.

Yeji berhenti ditepi danau yang letaknya tidak jauh dari area perkemahan, tangisan Yeji juga semakin menjadi-jadi sehingga membuat Alea dan Ryujin semakin bingung.

"Ji, tenang dulu ya." ujar Alea, sambil mengusap lembut bahu Yeji.

"Le, Jin, gue gak mau ketemu Keenan lagi." ucap Yeji, langsung memeluk Alea yang berada disebelahnya.

Setelah dirasa Yeji mulai sedikit tenang, Ryujin langsung meminta Yeji untuk menjelaskan permasalahannya dengan Keenan.

Dengan perlahan tapi pasti, Yeji mulai menjelaskan secara rinci permasalahannya dengan Keenan, pada Alea dan Ryujin.

"Bajingan." Ryujin mengumpatkan kekesalannya pada Keenan, sambil mengepalkan tangannya. Ia benar-benar tidak percaya dengan apa yang ia dengar barusan dari mulut Yeji.

Sedetik berikutnya, tiba-tiba saja Ryujin melangkah cepat kembali kearea perkemahan dengan nafas yang memburu dan tangan yang masih terkepal kuat.

"Ryujin! Lo jangan gila!" teriak Alea, namun tidak diindahkan oleh Ryujin.

Gadis itu terus berjalan, sampai akhirnya ia melihat Keenan tersungkur ditanah karena Doyoung baru saja memukulnya untuk kesekian kali.

"Gue gak akan biarin Doyoung ngabisin jatah gue buat nonjok lo sekarang." ucap Ryujin.

Benar saja dugaan semua orang yang ada disana, Ryujin memukul Keenan habis-habisan. Bahkan sebelum Ryujin ditahan oleh Yuta dan Taeyong, ia sempat menendang perut Keenan sampai laki-laki itu terbatuk-batuk.

"ASAL LO TAU, BUKAN YEJI YANG BERLEBIHAN! TAPI EMANG DASARNYA LO GAK TAU DIRI, KEENAN! JANGAN MENTANG-MENTANG LO GANTENG, LO BISA SEENAKNYA! DAN BUAT SEMUA CEWEK YANG ADA DISINI, LO LIAT NIH COWO IDAMAN LO, KELAKUANNYA KAYA MONYET!" ucap Ryujin yang sudah kehilangan kendali. Taeyong dan Yuta pun sampai kewalahan menahan gadis itu.

ALEA || KIM DOYOUNGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang