Disini Alea dan Doyoung sekarang berada, dibawa pohon besar yang ada ditaman belakang sekolah.
"Lo kok diemin gue sih?"
"Males gue sama lo."
"Doy, gue kasih kesempatan kedua buat Gafin itu karena dia beneran tulus minta maaf sama gue."
"Iya gue tau. Cuma yang gue gak habis pikir sama lo tuh kenapa bisa lo ajak dia ke rooftop cuma sekedar buat kasih kesempatan kedua? Lo gak takut Gafin lagi mabok kaya dulu lagi, terus lo didorong dari atas, terus lo jatoh, terus lo mat—"
"Diem atau gue cium?"
"Cium aja."
"Bener ya?!"
"Iya!"
Cup.
Doyoung terdiam, kala Alea mengecup pipinya sekilas. Bahkan kini gadis itu sudah kembali keaktifitasnya, memakan keripik singkong yang ia beli dikantin tadi, tanpa memperdulikan Doyoung yang hampir kehilangan jiwanya.
"Gue si beneran, gak kaya lo. Ngomong doang."
Alea udah gila.
"Kok lo diem sih?!"
"Hah?"
Nah kan, jadi lola alias Loading Lama.
"Muka lo merah tuh." kekeh Alea.
Sebentar, ini kenapa jadi kebalik?!
Doyoung yang gelagapan langsung menyentuh sisi wajahnya yang entah kenapa jadi sangat panas.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Siapapun tolongin Doyoung.
"Gue balik ke-kelas ah, males lo kaya keong."
Alea beranjak dari duduknya dan langsung berlari kearah kelas. Tanpa Doyoung sadari, Alea pun tidak kalah salah tingkah. Bahkan saat ini gadis itu tengah merutuki dirinya sendiri sambil memukul pelan kepalanya disepanjang koridor. "Alea bego, Alea bego!"
Disisi lain, Doyoung sedang mengelus dada untuk menetralkan detak jantungnya yang sebelumnya sempat berhenti, lalu berdegup kencang, berhenti lagi, berdegup kencang lagi, dan berulang-ulang seperti itu terus sampai Alea beranjak dari sana.
•••
Bel istirahat sudah dibunyikan, Alea sedang malas untuk pergi ke kantin, begitu juga dengan Ryujin dan Yeji. Jadi, mereka memutuskan untuk tetap berada didalam kelas Alea sambil mengobrol dan mendengarkan musik.
