24 - isn't complete

47 7 0
                                    


Love is him

❝ Love is him ❞

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.





"Senang,bertemu dengan mu kembali.. eomma" Sambutnya pelan sejak tiba di lapas dengan mata berkaca melihat seseorang dihadapannya tampak kusut dengan pakaian abu-abu bak tahanan. Eunbi masih dalam introgasi terkait kasus nya. Kasus nya pada pemerintah,kasus nya membawa nama putri kandungnya sendiri dan kasus yang lampau, sangat lampau.

Mulai menadahkan tatapannya, Eunbi diam tak berkutik untuk berbicara satu kata-pun. Hanya melirik Heejin, dan juga Jaemin.


"Kenapa?Eomma.. apa aku bukan anakmu?aku bukan putri mu? Eomma, apa aku anak kecil yang kau peluk di kegelapan dulu? Eomma!"

"Berhenti,Jeon Heejin.. 

"Berhenti mengatakan aku.. Eomma" Eunbi melanjutkan ucapannya, meremat kedua tangannya sedikit mengepal diatas meja. Dengan tajam menatap kembali gadis didepannya, Heejin duduk sembari menatap nya dengan mata yang tampak menahan derai tangisan. 


"Bibi"

"Kau.. Han-" Lirik Eunbi mengerjap tepat pada Jaemin yang membeku tak menjawab. Duduk anak laki-laki itu menurun dengan bersender pada kursi,meraih pelan genggaman Heejin.

"Heejin, Ayo pergi" Belum selesai perkataan wanita dengan baju tahanan itu mengatakan hal tentangnya, Jaemin lebuih dulu menarik Heejin untuk keluar, Heejin bertanya tanya, membiarkan ia dibawa begitu saja.


"Apa yang kau lakukan?! Aku belum selesai bertemu dengannya Na!"

"Kau tak dengar?! Dia tak ingin kau sebut ibu lagi!" Jaemin membentak, bahkan para penjaga menatap pada mereka itu bisa dirasakan.

Heejin sedikit membisik "N-Na.. kenapa kau membentak?"

"Kenapa katamu?! Heejin aku-" Geram nya terhenti, Jaemin mengepal kedua tangannya, terlihat betul dengan seragam sekolah begini ia sangat meradam amarah dengan akhir meninggalkan Heejin begitu saja dan memilih masuk kedalam mobil.

"Jaemin!" Heejin berlari tanpa sadar menjatuhkan sesuatu, entah sejak kapan ia mengenakan gelang coklat itu.


"Kemari" Jaemin lagi-lagi mendekat

"Aku bisa memasangnya sendiri" Cetus Heejin,

"Heejin.." Bujuknya, Nihil. Heejin membalik arah tatapannya, menopang kedua pipi dengan tangan kirinya, sedikit menyadari pergelangan yang kosong. Jaemin mengerutkan dahi melihat gadis-nya tak tenang dengan hadapan membelakangi.

Love is himTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang