21 - Unsettling

60 11 2
                                    

Love is him

❝ Love is him ❞

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.







Jaemin termenung selepas menutup telfon nya dengan Heejin. Kini laki-laki itu mulai berjalan pelan pada cermin dimana tempat ia menatap diri.

"Sampai kapan kau akan menutupi ini Daegang?" Ucap nya seorang diri dalam hening tak siapapun mengubah suasana rumah.

"Kata orang, hidup selalu memiliki pilihan..

Apa pilihan di hidupku adalah ini?"

Ia masih meracau,

"Memilih cinta atau hidup tenang"

Ia pikir tak akan menjadi pikiran yang serius dengan hal yang ditutupi, mengenai hal dirinya adalah Han Daegang, ia seorang diri tanpa kehidupan jelas. Bahkan ia tutupi semua itu dari orang terdekat nya terkecuali Jeno.

"Sekeras apa hidup yang dirasakan, tetap saja.. Tak bisa ku ubah"

Jaemin menghela nafas seolah menerima sudah tentang hal yang akan ia hadapi nanti, entah kapan itu. Sejak membuka kamar usang tak berpenghuni di rumah nya,

Kamar kedua orang tua nya.

Kamar yang dikunci sejak lama oleh mendiang nenek Na. "Jika dirimu sudah kuat, yakinkan diri mu membuka pintu ini" Suara nenek Na mengisyaratkan pada cucu nya kala itu berumur tigabelas tahun.

"Nenek.. Terimakasih" Senyum nya berbicara sendiri menatap diri dicermin.

Lalu mengubah arah tatapan pada pintu yang terbuka, pintu kamar yang belum ia kunci kembali dengan rapat. Jaemin tak paham harus apa sekarang, sangat tak paham.

Semua sudah jelas, lambat laun semua akan kembali padanya. Itu adalah hal yang di inginkannya namun mustahil akan tenang jika.. Ini akan berhadapan pada keluarga Jeon?

"Tuhan menjadikan aku saksi bisu?" Ia menutup rapat pintu kamar itu kembali setelah menyorot kedua matanya kedalam ruangan tak berpenghuni rapi dengan debu tak berkeliaran.

"Appa! Bagaimana dengan ini?" Menunjuk salah satu dimsum varian baru yang terletak beku didalam kulkas pendingin.

Ayah dan putri satu-satunya itu sedang memilih makanan dan pengisi bahan dapur untuk bulanan mereka di salah satu supermarket yang biasanya menjadi tempat belanja mereka. Tak jauh dari komplek perumahan mereka.

"Sedang ingin dimsum?" Tanya nya lembut merespon Heejin,

Heejin lantas mengangguk cepat.

Love is himTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang