❝Love is him ❞
"Heejin...?" Jeon Yu kembali dari kantor sekitar pukul tujuh malam, menyadari putri nya Heejin tak menyaut dipanggil berkali-kali. Jeon Yu semakin fokus menelusuri ujung dan sudut sisi rumah.
"Apa dia pergi?" Kembali ke luar dari kamar Heejin yang tak sama sekali mendapati putri nya di dalam sana.
Ia rogoh saku jas kantor nya mengambil ponsel bersiap menelfon Heejin.
Tit... Tit.. Tit...
"Maaf, nomor sedang dalam luar jangkauan"
Jeon Yu menggidikkan kepala nya heran, jarang-jarang ia mengetahui Heejin tak dapat dihubungi. Bahwasannya Heejin selalu mengaktifkan ponsel nya walaupun keadaan sedang sibuk, kembali ia ingat. Kondisi kesehatan putri nya belum begitu stabil, selangkah istirahat lagi putri nya akan sembuh dari pikiran yang berat,
Jeon Yu diam-diam mengetahui kondisi Heejin yang semakin terpuruk dalam diam. Terkadang diri nya merasa gagal dalam menjadi orang tua dan kepala keluarga.
Ia telfon lagi nomor tujuan nya, nomor Heejin dengan kontak ' HEEJINIEEE~ '
Menggambarkan putri semata wayang nya imut dan gemas dengan nama kontak itu.
Rasa cemas mulai datang saat berulang kali telfon ditujukan pada nomor Heejin tak kunjung masuk. Tas kerja nya yang masi ia jinjing dengan tangan kiri menjulur kebawah dan tangan satu nya menggenggam ponsel sejak tadi menelfon Heejin.
"Eunbi.." Terlintas nama mantan istri nya yang selalu berulah pada anak mereka, Jeon Yu menghempas tas kerjanya di sofa tebal ruangan tengah dan sigap merapihkan jas kantor yang dikenakannya sejak tadi, tak peduli saat itu bagaimana penampilannya.
Yang dipikirnya hanyalah, Eunbi membawa Heejin.
-
'Unknown number 3518xxxxxxx'
"He eh?" Jaemin baru saja selesai dengan makan malam nya, ia menyiapkan makanan yang sejak dulu adalah makanan khas nya, tak bisa di utarakan makanan yang diajari mendiang sang nenek padanya,
"Jangan bersedih hati.. Santapan ini, adalah khas dirimu"
"Siapapun kamu, kamu adalah anak laki-laki beruntung yang nenek miliki di dunia"
"Daegang.. Tetaplah menerima mereka kembali karena mereka adalah bagian mu, dan kamu pun begitu"
"Aku mengerti.."
Percakapan nya dengan mendiang sang nenek Na saat mengajari nya membuat santapan lezat di hari-hari biasa pada 2005 silam. Mencatat resep dari nya khusus untuk cucu satu-satunya yang tersisa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love is him
Fanfiction"Roda tak jauh berputar dari tempatnya-memendam untuk memulai" ©lif-andbones agust,2020