04 - The Team With Smilling.

256 94 32
                                    

❝ Love is him ❞

❝ Love is him ❞

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.






"Kerja bagus!"

Semua menyoraki tim basket dari sekolah menengah atas swasta itu dengan tepukan tangan yang gemuruh mengisi seisi gor.

Menang telak! Tim basket yang di ketuai oleh Jaemin menang dengan skor 21 - 18

"Kalian benar-benar hebat!" Begitu juga tim Cheerleaders menyambut para pemain kembali dari lapangan gor dengan keringat membasahi baju mereka,

Untuk pengurus tim basket ini, ada tiga yang mengurus. Tim pemain di urus dengan pelatih atau sebut saja pak Bambam. Ketua basket tentu saja Jaemin dan, Heejin sebagai pengurus t Cheerleaders.

"Wuh!" Sorak Jeno merangkul Jaemin disamping nya menuju ruang tim.

"Kalian ganti baju segera, bapak akan menyiapkan tempat kita makan siang" Ucap pak Bambam dengan tiba-tiba, pelatih itu berniat mentraktir murid-murid perwakilan sekolah saat itu.

"Wah benarkah?" Saut yang lain,

Pak Bambam mengangguk.

Jaemin mengobrak-abrik isi tas nya, ia melihat kedalam tas nya sejak tadi. Juga meraba kantung kecil di tas nya. Ia mencari ponsel nya, bahkan ia lupa dimana meletakkan itu sebelum bertanding tadi.

Raut wajah nya semakin berpikir keras mengingat dimana ia meletakkan ponsel nya,

"Kau mencari apa? Sejak tadi aku perhatikan" Haechan menyusul teman tim basket nya, yang belum mengganti pakaian, sementara yang lain sudah selesai.

"Ponsel ku" Ia acuh,

"Hilang?"

"Tidak.aku menyimpan nya tadi tapi, aku lupa dimana"

"Jaemin? Kenapa masih dengan baju basket?" Pak Bambam kembali dari luar melihat Jaemin belum mengganti baju nya berbeda dengan yang lain.

"Sebentar pak" Saut nya,

"Kenapa dia?" Jeno datang dengan mengemas barang nya di tas, bertanya dengan Haechan.

"Dia mencari ponsel nya"

"Ponsel? Kau menghilangkan nya?"
Jeno bertegak pinggang.

"Tidak,kalian terburu-buru? Duluan saja." Ia meletakkan tas nya lagi, dan berdiri.

"Kenapa?" Jeno.

Tidak dihiraukan Jaemin,

"Pak, saya akan menyusul nanti" Ia menghampiri pak Bambam yang menunggu di tempat duduk ruang basket. Pelatih itu menutup mata nya dengan sayup-sayup,

"Oh? Tak apa kami duluan?" Pelatih yang tadi nya sayup-sayup menutup mata kembali menjawab tim nya, ia melihat Jaemin yang dihadapannya.

"Iya Pak"

Love is himTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang