19 - Dark or Not ?

88 18 21
                                    

❝ Love is him ❞

❝ Love is him ❞

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.







"Kau tau? Rasanya aku ingin mati saat itu juga" Lontaran Heejin masih mengenai perasaannya yang pudar akan harapan eomma nya kembali.

"Sebanyak apa langkah seseorang yang terluka, sebanyak itu juga dirinya ingin pergi" Jawab Jaemin yang tersender di sofa tebal ruang tengah rumah nya.

Heejin menyerup teh yang mulai dingin sejak tadi ia suguhkan sendiri, setelah banyak cakap mengeluarkan hal yang di sembunyikan nya dengan raut terbaik kepada siapapun disekitar nya. Tak jauh-jauh mengatakan pada Jaemin tentang kemurungan-nya.

"Baiklah, waktunya sekolah." Jaemin berdiri memberi tangan pada perempuan dengan surai coklat gelap disampingnya terduduk.

"Terlambat sudah"  Jawab Heejin mengikuti arah mata nya tertuju Jam di dinding.

Jaemin mengacak rambut seketika, "Astaga"

"Seharus nya kau tak kesini" Omel laki-laki itu,

"Suka-suka ku kalau begitu. Toh, aku ingin menemui mu" 

"Heh? Perempuan ini ternyata nekat juga" Jaemin menggeleng tak sangka, "Bagaimana jika appa- mu bertanya tentang sekolah hari ini? Oh! Bagaimana jika wali kelas mu menelfon appa???" 

Cerewet Jaemin tak berhenti meracau berpikir dengan segala pendapat nya mengenai bolos hari ini dengan perempuan yang dikatakan sudah ia taruh perasaan nya.

Heejin kini mulai berdiri,

"Kau mungkin tak akan pernah berpikir jika aku memberikan nomor ponsel ku sendiri pada wali kelas untuk data ku" Heejin mengeluarkan senyum lebar membuat pipi rona pink muda itu naik memelan.

"Benarkah? Kau benar. Aku baru terpikir itu baru saja" Jaemin menuruti, sebenarnya hal yang sama juga ia lakukan. Nomor ponsel nya juga ada pada wali kelas, karena apa?

Ia tinggal di Korea sendiri, seorang diri.

"Tapi, kenapa begitu?" Lanjut Jaemin membawa Heejin memberikan tau alasan kenapa ia tak memberikan nomor ponsel Jeon Yu pada pihak sekolah.

"Hufft, Sangat banyak alasan.." Engah perempuan itu.

"Salah satu nya?"

"Disaat jam sekolah.. Ponsel dia  berada di tangan sekretaris nya" Heejin memutar arah mata nya ke hal-hal lain di ruang tengah, ia melirik televisi yang memantulkan bayangan mereka berdua berdiri,

Melihat lagi dengan telusur mata coklat nya kearah pajangan pajangan di sekitar televisi.

"Hei, kau lihat apa?" Jaemin membalik arah melihat apa saja yang ditatap Heejin, hanya televisi. Dan ia lihat lagi pajangan lama yang selalu ia ajak bicara ketika berpikir semua nya ada didekatnya, pajangan di pojok belakang Heejin.

Love is himTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang