"Ada yang mau Ares bicarakan." ucap Ares setelah selesai makan.
"Tentang apa itu?" tanya sang Mama.
"Pasti tentang perusahaan." tebak Kurniawan.
"Biasanya kalo serius gini ada sesuatu deh." sambar Arselia.
"Iya makanya diem dulu dengerin Ares ngomong jangan di potong." kesal Ares.
"Gini Ma, Pa, Ka, Ares mau pindah dari rumah ini." Sebenarnya ia deg degan takut-takut Mama nya ngelarang.
Mereka ber 3 masih belum memberikan respon.
Satu detik
Dua detik
Tiga detik"Bhahaha.." mereka ber 3 kompak tertawa.
"Ih, Mama ko ketawa." kesal Ares.
"Beneran kamu?" tanya sang Papa.
"Iya lah, Aku serius pengen hidup mandiri lagian kan aku punya rumah sendiri ma, pa." Ares memandang satu per satu.
"Gayanya kamu bangun aja suka di bangunin Mama. Nanti ajalah kalo kamu udah nikah biar ada yang urusin ngga sendiri kan." ucap Mia sambil mengupas jeruk.
"Tapi Ma, pliss lah aku bukan anak kecil lagi bisa kan nanti suruh asisten rumah tangga Mama pindah satu ke rumah Ares. Lagian deket ko ke rumah Mama, ke kantor, ngga harus nyebrangi lautan."
Kalo mau tau kelanjutannya, cerita ini ada di karyakarsa, dengan judul yang sama, tapi pasti lebih fresh lagi.
Username: leesara
KAMU SEDANG MEMBACA
Gadisku UniQue (END)
عاطفية"Permisi" ucap Ares kepada mba mba konter. "Maaf Pak di sini tidak menerima sales" ucap seorang gadis penjaga konter. "enak aja tampan gini di bilang sales" elak Ares. "tampan di liat pake sedotan" ucap gadis itu pelan. "Tunggu tunggu lo kan pelayan...