Initiating: 24

62 3 0
                                    

[ALTERLION TIL: 24]

Di jam istirahat ini hanya ada dua siswi di kelas XI-1-Bahasa yang tidak meninggalkan bangku. Feilya dan Megan, keduanya tidak berniat makan di kantin yang sedang dipakai seseorang untuk menyatakan cinta, makanya kantin pasti menjadi lebih penuh dari biasanya. Infonya dari Adib sang hot new's.

"Primitif banget, nembak cewek di kantin. Gila." Sambil menscroll layar ponsel, Megan terus menggerutu.

"Namanya juga orang lagi kasmaran," sahut Feilya.

Megan tersadar sesuatu, ia langsung menarik bangku Feilya menghadap padanya.

"Lo serius mau dinner berdua sama Evans?"

Feilya mengangguk, "gak ada pilihan lagi."

"Dimana?"

"Gak tau nama restoran, tapi Evans bilang restoran Jepang di dekat Engelbert High School."

"Restoran Jepang, yah? Mmm... Kalau gak salah tadi pagi Alterlion juga ngomongin tempat itu."

"Tau dari siapa?"

"Sendiri. Pas diparkiran tadi pagi ketemu."

Feilya jadi khawatir apa yang sedang direncanakan oleh Regar.

Merasa tidak perlu merasa terlalu kepo, karena nanti juga Feilya akan tahu. Ia memilih mencari topik lain. Dan yang muncul adalah masalah Dary dan Megan.

"Kemarin Dary manggil kamu, kan? Dia kayanya udah gak marah. Kamu masih mau ikut ke rumah neneknya?"

Mimik wajah Megan terlihat sendu. Feilya menatap Megan dalam diam.

"Mau," Megan menghela nafas, "gue juga perlu ngelakuin sesuatu supaya Dary tau kalau gue juga ada rasa sama dia, kan? Yah... Walaupun gak secara lisan."

Untuk memberi semangat, Feilya menepuk punggung Megan pelan. Megan itu perempuan yang sulit mengutarakan perasaannya dengan kata. Dia lebih suka mengungkapkan nya dengan sikap.

Malam ini, di restoran Jepang dekat sekolah Engelbert High School, Feilya dan Evans tengah duduk bersama. Keduanya terlihat cocok dengan warna baju hitam.

Dan tepat sekali. Sesuai dugaan Feilya -- Regar mungkin merencanakan sesuatu. Laki-laki itu kini bersama para sahabatnya tengah memperhatikan nya dari meja yang tak jauh.

"Kayanya kita memang ditakdirkan untuk menghabiskan waktu berdua." Evans tersenyum pada Feilya.

"Cepet habisin makanan kamu."

Bukannya menurut, Evans melepas kedua alat makannya. Ia bertopang dagu, membuat Regar diujung sana menajamkan mata.

"Tapi, gimana yah? Gue pengen ngabisin waktu yang lama sama Lo."

"Tapi saya gak punya waktu buat kamu."

Evans tertawa kecil. Feilya sungguh berbeda dengan perempuan-perempuan yang ia sering temui. Evans masih belum bisa membuat Feilya terpesona.

"Yaudah. Waktu ku untuk kamu aja, gimana?" Wink.

Gombalan Evans dan suasana romantis restoran ini entah kenapa membuat Feilya semakin ingin segera pergi. Bisa-bisanya juga ia menyetujui hal ini, walau ini memang perintah Valter yang tidak bisa ia bantah.

𝐀𝐋𝐓𝐄𝐑𝐋𝐈𝐎𝐍 : 𝘛𝘩𝘦 𝘐𝘯𝘪𝘵𝘪𝘢𝘵𝘪𝘯𝘨 𝘓𝘦𝘢𝘥𝘦𝘳 [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang