•Initiating: 15

79 4 1
                                    

[ALTERLION TIL: 15]

By: Writtency


Happy Reading!



Setiap hari Minggu Alterlion selalu menyempatkan untuk berkumpul. Ditempat yang paling banyak makanannya dan itu adalah rumah keluarga Hamdan.

Lina yang amat suka membuat beraneka ragam makanan. Tidak akan membiarkan member Alterlion pulang dengan perut kosong. Makannya, Alterlion menganggap rumah itu menjadi salah satu basecamp favorit.

Seperti biasa nya. Ruang tamu yang tidak terlalu besar namun cukup untuk menaruh dua sofa tunggal, dan satu sofa panjang menjadi tempat Alterlion menghabiskan waktu bersama.

Melihat dua stik PS menganggur, Damian mengajak Dary bertanding. Nikola menghabiskan waktunya dengan membaca komik untuk memenuhi list-nya, di atas sofa panjang. Marley berbaring di ayunan rotan yang dipenuhi bantal, menemani Rizen yang tengah bermain basket di halaman belakang. Sejak berkumpul Rizen terlihat dalam mood yang buruk.

Juga ada dua manusia yang merasa hidupnya tidak berguna. Regar dan Rasen. Regar hanya mengeser-geser beranda ponselnya, mengabaikan pesan ciwi-ciwi genit yang memenuhi pop up nya. Sedangkan Rasen, diambang kematian. Ponselnya rusak, tidak mengerti cara bermain PS, alegri baca komik, trauma pada bola basket. Yang bisa Rasen tiru hanya kegiatan Marley, --tidur--  yang mana jika ia yang melakukannya sekarang akan membuatnya tidur selamanya.

"Bunuh aja, gue. Bunuh!" Tiba-tiba Rasen berteriak membuat Nikola yang tengah serius membaca terguncang. 

"Sini, gue bunuh dengan suci!" Nikola mencapai bantal sofa lalu melemparnya tepat pada wajah Rasen.

"Adohh! Temen gue anjing!" Rasen memegangi bantal yang sudah mengenai hartanya.

"Pisang dangkal diem aja," Dary berujar, Damian terkekeh di sebelahnya.

"Apa maksudmu 'pisang dangkal', Miska?!" Mata Rasen membulat, bantal pemberian wujud setan Nikola, ia lempar pada Dary.

"Anjir! Diem Lo, monyett!!"

"DARY BAHASANYA DIJAGA, SAYANG!" Dary mengulum bibir, Lina yang berada di dapur mengawasinya.

"Permisi?" Kaum Adam yang berada di ruang tamu serempak menatap ke pintu.

Dary mengigit bibirnya, menahan jeritan jantannya begitu mendengar suara perempuan yang di dalam khayalnya sudah ia klaim sebagai 'perempuannya'.

"BUNDA! KESAYANGANNYA DARY DATANG BERKUNJUNG!!" Dary melepas stik PS nya, membenarkan kaos oblongnya, menyisir rambutnya, dan mem-pappap bibirnya, padahal ia tidak memakai apapun disana, "gimana, Nyet? Ganteng?" Sambil menahan senyum Dary meminta pendapat.

"Beast banget sih, " kata Nikola.

"Dibawah standar," ujar Regar.

"Virus bengek," Sahut Damian kesal, permainannya kalah.

"Lupa. Monyet gak bisa kasih pendapat." Dary meninggalkan teman-teman nya, berjalan cool menghampiri Megan.

"Ngajak ributtt?!" Nikola melempar komiknya ke samping Damian.

"Biasa, keseringan main sama anjing." Regar menggeleng kecil melihat tingkah sohib nya itu.

Kembali pada Dary yang perasaanya kini tengah berbunga-bunga. Begitu melihat penampilan Megan, membuat Dary sekuat tenaga menahan senyuman lebarnya yang ia sadari terlihat seperti om-om. Entah bagaimana pun gayanya, Megan selalu membuatnya terpikat.

𝐀𝐋𝐓𝐄𝐑𝐋𝐈𝐎𝐍 : 𝘛𝘩𝘦 𝘐𝘯𝘪𝘵𝘪𝘢𝘵𝘪𝘯𝘨 𝘓𝘦𝘢𝘥𝘦𝘳 [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang