•Initiating: 16

66 4 1
                                    

[ALTERLION TIL: 16]




Setelah menubruk Nikola yang tengah santai membaca komik. Dary tidak henti-hentinya memamerkan senyuman secerah mentari. Namun, tampak cringe di mata para member Alterlion.

"Ketemu Megan pasti." Rasen menebak.

Perasaan bahagia Dary tengah meletup-letup. Tidak menyangka saja, calonnya akan datang ke rumahnya tanpa diduga-duga. Mungkin berkat doa saat salat malam dua bulan lalu.

"Mau kemana?" Regar menatap Rizen dan Marley yang datang dari halaman belakang. Akibat bermain basket tanpa henti wajah Rizen kini penuh dengan peluh, ekspresi nya juga mengandung banyak emosi.

"Gue balik duluan."

Tanpa mengatakan alasan yang lebih spesifik Rizen pergi meninggalkan kediaman keluarga Hamdan. Marley tidak ikut, dia sudah terbaring lemas di sofa tunggal.

"Ada masalah, apa?" Tanya Regar pada Marley.

"Tentang Nienna." Tanpa membuka mata Marley menjawab.

"Cerita cinta kita napa kagak ada yang bener, yak?!" Rasen nyeletuk.

Damian terkekeh. "Kita? Emang lo pernah dicintai, Sen?"

"Ngajak ributt?!!"

Memperhatikan Rasen dan Damian bertengkar memang tidak ada manfaatnya. Regar memasukan ponsel yang mendadak tidak berguna.

Serasa ada yang janggal, ia merogoh semua kantong celananya. Semua bagian sofa yang ia duduki dibedah, mencari kunci motornya.

"Kunci motor gue mana?"

Masih dengan senyum lebar. Dary menatap Regar.

"Paling masih ngegantung di motor."

Regar menuju halaman depan. Sepertinya ia memang meninggalkan nya disana, sesuai kebiasaannya.

"Dasar sultan! Kunci motor yang harganya berjuta-juta dilupain, kalau gue mah, gue kantongin sekalian sama motornya!"

"Sayangnya, lo orang miskin, Sen!" Nikola berkata.

"Anjir! Surga menjauh mendengar perkataan Lo, Nik! Haha...," Dary tertawa berlebihan.

Rasen sudah lelah dengan kelakukan teman-teman nya ini. Ingin membunuh andai perbuatan itu tidak dosa.

Kembali pada Regar yang tengah berdiri di samping motor kesayangan nya. Ya, kuncinya tergantung disana. Tanpa bisa dihentikan, pandangan nya terarah pada orang-orang yang berada di rumah Feilya.

Mata Regar membulat melihat Evans G berdiri di depan pagar bersama dengan Finn!

Yang menjadi perhatian utama Regar adalah kedekatan Evans G dan Feilya. Lihat! Kini Evans tengah berdekatan dengan Feilya, bukankah seharusnya menjaga jarak? Wajah Evans terlalu dekat dengan Feilya, bagaimana jika tanpa sengaja mencium pipi gadis itu?!

Perasaan Regar berkecamuk. Ia menghela nafas kasar, kesal rasanya. Tangannya sudah mengepal, nafasnya menjadi kencang.  Regar mengerakkan kepalanya yang terasa kaku hingga berbunyi.

"Bangsat! Gue kenapa?!" Regar memukul jok motor nya. Dilihatnya lagi kediaman Valter Fiender Shaquille itu. Evans mulai meninggalkan tempat itu.

Selepas Evans pergi. Regar menatap Feilya yang tengah memberikan satu bungkusan pada Pria berpeci. Regar memilih masuk ke rumah Dary, tanpa memikirkan lebih jauh tentang perasaan yang tadi sempat menggebu-gebu. Yang perlu dicari tahu adalah alasan Evans G datang kerumah Feilya?!

Sudah siap dengan mobil keluaran terbaru yang mengkilap di bawah sinar matahari, Valter akan segera pergi ke luar kota lagi untuk urusan pekerjaan nya. Ditemani Putra dan Putrinya yang menemani berjalan hingga ke samping mobilnya.

Sebelum memasuki kendaraan nya, Valter mengelus sekali rambut Feilya. Mereka saling membagi senyum. Berpindah pada anak pertamanya, Valter menepuk-nepuk pundak Finn.

"Papa bisa mengundang anak perempuan kolega Papa kalau kamu mau, Finn?" Finn terdiam, "tidak tertarik?"

Finn mengangguk. Untuk mengistirahatkan tubuhnya barang beberapa menit saja sudah seperti mencari butir beras di gurun pasir. Sulitnya minta ampun!

"Baiklah. Tapi, jangan malu kalau Adikmu melangkahi nanti." Valter menatap Feilya yang tidak tahu harus bereaksi seperti apa.

"Yasudah, Papa pergi dulu. Karena Finn ada di rumah seminggu ini bukan berarti kalian bisa menerima orang untuk memasuki rumah. Kalian harus tetap izin."

Kedua anaknya mengangguk patuh.

"Hati-hati," ujar Feilya begitu Valter memasuki mobil. Mereka mengangguk begitu Wirang memberi klakson.

Hingga benar-benar pergi barulah keduanya masuk kembali ke rumah. Setelah mengucapkan selamat malam pada Finn, Feilya masuk ke kamarnya.

Sebelum tidur masih ada satu hal yang harus Feilya selesaikan: memfollow balik Evans. Dibuka kembali aplikasi IG, dengan sekali sentuh hutangnya sudah selesai. Lanjut memasuki roomchat nya dengan Evans.

Engelbert Evans Joel

Sudah saya follback.

Jadi, tidak usah datang untuk makan malam. Saya akan urus alasannya.

Noo! Gak bisa gitu!

Nanti kualitas gue didepan pemimpin keluarga Shaquille jatuh!

Gak peduli

Kamu juga gak akan dapat apa-apa kalau datang.

Gue dapet Feilya Deriva Shaquille.

Gak!

Gak juga!

Udah. Sekarang mending Lo tidur.

Jangan menyuruh. Saya tahu jam tidur.

Oke. Night.

Ponselnya kembali dicharge. Mengambil selimut hingga leher dan memejamkan mata. Biarlah Evans berbuat sesukanya, berdoa saja agar laki-laki itu tiba-tiba amnesia hingga lupa hari H nya. Aamiin.


•••

            Thank u for reading: 

    ALTERLION; The Initiating Leader

09.12.2020
Kota Hujan.

𝐀𝐋𝐓𝐄𝐑𝐋𝐈𝐎𝐍 : 𝘛𝘩𝘦 𝘐𝘯𝘪𝘵𝘪𝘢𝘵𝘪𝘯𝘨 𝘓𝘦𝘢𝘥𝘦𝘳 [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang