Initiating: 21

67 4 1
                                    

[ALTERLION TIL: 21]

Asal Regar berhenti menatapnya saja, Feilya pasti bisa menyuapkan mi ayam yang sudah mengembang di depannya. Tapi sejak memasuki Kantin laki-laki itu terus memperhatikan nya, kerap kali melakukan eye contact yang mana biasanya jika seseorang tertangkap basah akan memalingkan wajah berbeda dengan Regar yang malah melempar senyum tipis.

Memang, Feilya amat senang. Tapi ini terlalu mendadak. Jantungnya tidak boleh terlalu sering senam.

Tentang malam kemarin, Feilya sudah menceritakan nya pada Megan. Megan amat syok dengan ceritanya, bertanya apa ia hanya mengarang atau halu tapi tentu tidak. Sebelum meninggalkan restauran, mereka mengambil foto bersama yang Feilya perlihatkan sebagai bukti ia tidak mengarang.

"Gue gak nyangka Regar kalau jatuh hati, bucin banget, " kata Megan setelah melihat Regar yang bersandar pada dinding sambil terus menatap Feilya.

"Dia gak bilang kalau dia suka sama saya. Dia cuma bilang jangan sampai nyaman sama orang lain."

Wajah Megan mendatar. Yang ia simpulkan dari cerita Feilya, Regar memang jatuh cinta pada gadis itu. Dan terkesan cemburu pada Evans.

Bahkan kini, ketika Megan kembali melirik Regar, laki-laki itu tengah meminum soda tanpa memalingkan tatapannya. Sangat ketara sedang kasmaran.

"Kalau kamu gimana sama Dary? Udah baikan?"

"Belum..."

Hati Megan bergetar, sesak. Mengingat kembali bahwa sejak hari Sabtu ketika ulangtahun Engelbert High School, Dary tidak mau bicara dengannya. Telepon nya tidak diangkat, padahal Megan sudah berusaha membuang gengsinya.

Ketika berpapasan di koridor sekolah pun Dary membuang muka. Memang salahnya, Megan sadar itu.

Melihat Megan yang galau karena pertanyaan nya, Feilya jadi teringat satu hal.

"Kalau gak salah, Sabtu besok Dary bakal ke rumah neneknya yang ada di pedalaman gitu... Sempet ngajak saya juga, tapi karena Alterlion juga ikut saya nolak 'kan bahaya perempuan sendiri, " Feilya melihat mata Megan yang bersemangat, "kalau kamu mau ikut, saya juga ikut."

"Mauuu... Ajak gue! Gue beliin coklat deh." Megan meraih tangan Feilya yang ada di atas meja.

"Saya gak suka coklat." Feilya tersenyum canggung.

"Lah?? Tapi... It's okay, gue beliin apa aja asal mampu hehe."

Mood Megan kembali membaik. Feilya menoleh ke samping, di ujung sana ada meja yang sudah tercap sebagai milik Alterlion. Niat mencari Dary, ia malah bertatapan dengan Regar. Tidak sanggup mengendalikan jantungnya yang kembali senam Feilya menatap Megan.

"Udah, yuk! Balik kelas..." Feilya mengangguk lalu mengikuti Megan ke kelasnya. Meninggalkan mi ayam yang masih penuh di meja kantin.

Masih dalam perjalanan ke kelas, Megan kembali membuka topik.

"Katanya besok sekolah cuma setengah hari, kan? Besok...," Megan meraih tangan Feilya lagi, "kita ke mall yuk? Gue mau pakai baju yang perempuan dikit."

"Iya...," Feilya terkekeh dengan wajah Megan yang terlihat bahagia.

"Berarti malem ini gue tunggu kabar dari Lo! Takutnya Dary gak suka gue ikut."

"Dary gak gitu, kok. Kalau dia gak suka, kita lapor Bunda Lina, aja."

"Ha ha... Cinta terbalaskan bikin lo pinter ya, dikit, nol koma satu persen sih."

𝐀𝐋𝐓𝐄𝐑𝐋𝐈𝐎𝐍 : 𝘛𝘩𝘦 𝘐𝘯𝘪𝘵𝘪𝘢𝘵𝘪𝘯𝘨 𝘓𝘦𝘢𝘥𝘦𝘳 [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang