Initiating: 35

70 4 2
                                    

Menjauh dari Feilya? Apa Regar sanggup? Tentu tidak. Regar mengakui kalau dia memang sudah bucin pada gadis itu.

Namun, mengingat apa yang menimpa Feilya, Regar harus mencoba sanggup.

Entah pengaruh dari rasa galaunya atau bagaimana. Beberapa hari ini, di sekolah Regar terus terus mengajak tengkar murid yang lewat di depannya.

Didiamkan oleh Rheanna, Alterlion, bahkan dibenci sama kakak ipar. Hancurkan saja kepala Regar.

Regar ingin sekali melihat Feilya, bahkan melihat sehelai rambut gadis itu juga tidak apa yang terpenting Regar tahu kabar Feilya. Regar kan dilarang menjenguk, meminta kabar dari Rheanna pun diabaikan.

Dan ini sudah dua Minggu! Regar kan rindu Feilya.

"Apa iya Kadal sodaranya Bunglon karena sama sama punya ekor?" Regar melantur sambil menatap langit.

Gadis di sampingnya terkekeh. "Apasih, Gar? Random banget."

Tawa Selina tidak semanis Feilya.

"Gue baik-baik aja, Sel. Lo gabung aja sama geng Lo."

Selina menggeleng. "Enggak, nanti kamu berulah lagi."

Regar menghela nafas pendek. Ribet.

Selama dua Minggu ini, atau sejak Regar akan menginap di rumah Selina. Gadis itu jadi seakan-akan merasa dekat dengannya. Padahal yang Regar butuhkan itu Feilya.

Regar berdiri, berjalan mengabaikan panggilan Selina.

Santai berjalan di koridor, Regar melihat Alterlion sedang berkumpul di depan kelas. Bukannya tidak mau menghampiri, Regar kan sedang didiamkan. Apalagi Dary, makin benci cowok itu padanya.

Kira-kira Rasen sedang melawak tentang apa sampai mereka tertawa keras seperti itu? Nikola juga, sedang membaca komik apa, sampai-sampai Damian disumpal pakai dasinya?

Bugh

Regar menggeram. Seorang laki-laki menubruk bahunya.

"Eh, sori bro." Cowok itu sibuk mempererat pegangannya pada papan tulis yang dia angkat.

Permintaan maaf itu berlalu saja, tidak di dengar oleh Regar. Laki-laki tadi melewatinya, namun segera Regar tahan bahunya.

Cowok itu menoleh, "Kenapa?"

Bugh!

Tendangan Regar pada punggung laki laki itu membuatnya terdorong maju. Papan tulisnya pun hampir jatuh.

Kehebohan pun tidak terhindari. Alterlion yang sedang berkumpul pun menoleh bersamaan.

"Gak punya mata, lo?"

Cowok tadi berdiri, dan menghadap Regar. Dia tersenyum sinis.

"Gak punya sopan santun, Lo?" Balasnya.

"Udah, Toss. Maaf ya, Gar. Kita yang salah." Satu murid datang mencoba menarik tubuh laki-laki itu.

"Iya, kita yang salah. Kita juga udah minta maaf. Disitu kita gak salah lagi." Cowok itu berdiri di depan Regar dengan dagu diangkat.

Regar tersenyum miring. "Emang selalu gue yang salah."

Tangan Regar sudah terkepal penuh tenaga, namun seseorang berteriak.

"Regaarr!!" Sampai di samping Regar, Selina kaget dengan sasaran pelampiasan emosi Regar kali ini yang seorang ketos.

"Gar, udah ya. Kita pergi aja."

"Gak usah ikut campur." Selina tersentak, dia ditatap tajam.

"Dia ketos, Gar," bisik Selina.

"Terus gue bakal peduli?" Wajah Regar mengejek.

𝐀𝐋𝐓𝐄𝐑𝐋𝐈𝐎𝐍 : 𝘛𝘩𝘦 𝘐𝘯𝘪𝘵𝘪𝘢𝘵𝘪𝘯𝘨 𝘓𝘦𝘢𝘥𝘦𝘳 [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang