•Initiating : 06

163 12 1
                                    

[ALTERLION TIL :06]



Tertebak, responnya kali ini pasti membuat Feilya bingung. Bisa saja adik nya itu negatif thingking padanya. Mengingat mata Feilya yang belinang, mengungkapkan bahwa ia tidak ingin pergi dari sekolah nya membuat Finn mengambil satu keputusan agar adiknya itu tetap aman dan terjangkau.

Sudah siap dengan setelan hitam dengan rambut yang memperhatikan dahinya, juga parfum yang ikut mempertegas keberadaan nya. Finn menuju SMA Langit.

Mobil hitam mewah hasil produksi DERIV Crop sudah siap dikendarai. Belum sempat membuka pintu mobil. Satu telepon masuk, nama 'Pak Wirang' disana.

Finn mengerut. Tombol hijau ditekan, suara nafas Wirang terdengar diseberang sana.

"Den, Neng Feilya ilang!!"

"Hilang?" Tiba-tiba jantung Finn berdetak kencang.

"Iya, Den. Saya kan tadi bilang sama Aden sama mau ke Engelbert dulu, buat bayar uang sekolah anak saya. Neng Feilya nunggu di depan gerbang, Bapak balik nggak ada... Den!"

Ia menjilat bibirnya berusaha tenang. Tapi tidak, ia merasakan tangannya gemetaran. Langsung saja ia masuk ke dalam mobilnya, pergi ke Engelbert High School.

Teleponnya tidak dibiarkan mati.

"Maapin Bapak, Den! Bapak teledor..." Finn melirik sekilas ponselnya yang di taruh di samping stir. Wirang terisak.

"Gak pa-pa, Pak. Sekarang Bapak tolong pergi ke ruang kepala sekolahnya cari info tentang murid-murid atau siapapun yang sering buat masalah."

"Baik, Den. Saya pergi sekarang."

"Bapak matiin aja teleponnya saya mau ngabarin yang lain."

"Siap!"

Pip

Mobil Finn diberhentikan lampu merah. Segera Finn menghubungi teman kepolisan nya. Keringat meluncur cepat dipelipisnya. Ia harus rapih menangani masalah ini, jika Papanya tahu Feilya menghilang. Maka selesai.

"Yo! Ada apa, Man?"

"Sorry, ganggu. Gue mau minta tolong sama Lo. Gue gak peduli mau sebanyak apa anggota yang Lo bawa, asal adik gue ketemu. Gue tunggu di Engelbert High School."

"Adek lo, ilang? Kok bisa?"

"Takdir Tuhan. Tolong cepetan."

"Siap, Boss!"

Pip

Finn memasuki area sekolah terbesar kedua itu. Bukan saingan bagi Shaquille High School. Mereka masih ada jauh dibawah keluarga Shaquille, bahkan Finn Sean Shaquille akan memastikan mereka benar-benar jatuh jika Adiknya hilang karena murid mereka.

Finn keluar dari mobil, gayanya yang berwibawa mengundang banyak tatapan. Khusus nya para gadis yang berjejer di setiap lantai yang berteriak menggoda.

Finn menangkap sosok Wirang bersama pemilik Engelbert High School yang terlihat pucat. Mereka harus tahu bagaimana rasanya jika berani bermacam macam pada Keluarga Shaquille.

"Alterlion dan Night Gengster." Rafid, langsung mengeluarkan suara begitu melihat tatapan menusuk Finn.

Pria yang usianya 14 tahun diatas Finn itu gemetaran, sesekali menelan ludah. Finn sendiri sudah bisa menahan rasa khawatir berlebihnya, tangannya tidak lagi gemetar. Hanya degup jantung yang masih dirasakan begitu cepat.

𝐀𝐋𝐓𝐄𝐑𝐋𝐈𝐎𝐍 : 𝘛𝘩𝘦 𝘐𝘯𝘪𝘵𝘪𝘢𝘵𝘪𝘯𝘨 𝘓𝘦𝘢𝘥𝘦𝘳 [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang