• Initiating : 10

194 8 4
                                    

[ALTERLION TIL: 10]
By  Writtency

Tumben sekali Megan mamerkan wajah yang sedang cemberut di kelas. Biasanya wajah garang yang ia tunjukan yang Feilya sadari adalah chairmate nya itu tengah dalam mood yang menurun.

Karena baru kembali dari kantin, Feilya menyodorkan roti bakar yang awalnya hanya makanan kantin kesukaan Megan namun kini menjadi makanan favoritnya juga. Rasa coklat kesukaan Feilya sedangkan Strawberry adalah candu Megan.

"Kenapa?"

"Temenin gue...," Rengek Megan sambil menggoyang-goyangnya tangan Feilya yang hendak memakan rotinya.

"Tolong, apa?"

Megan menghembuskan nafas kasar. Bibirnya maju, menunjukan gadis itu memang tengah kesal. Jika Feilya bisa tebak mungkin karena suatu hal yang terjadi dipertemuan teater tadi.

"Gue batal jadi perwakilan kelas buat teater nanti. Gantinya, gue tampil di Engelbert High School."

Feilya menghentikan suapannya. Mendengar nama sekolah itu seperti nya membuat ia trauma. Ia mengelap sedikitnya bekas selai roti dengan ibu jari.

"Bukannya bagus. Hari jadi Engelbert High School kan emang bisa dibilang meriah banget. Beberapa murid kita yang tahun-tahun sebelumnya ikut serta juga ada yang di casting buat main FTV... Mungkin, kamu bisa beruntung juga."

Megan mengigit bibir dalamnya. Ada sesuatu yang lagi-lagi ia rahasiakan dari Feilya. Tentu, Megan tidak ingin ada rahasia dengan gadis disebelahnya itu tapi, mengingat hal apa yang bisa dilakukan Feilya dengan kekuasaannya membuat Megan takut.

Feilya memang bukan perempuan yang memakai kekuasaan dari nama belakangnya untuk hal yang buruk. Tapi, Megan tetap tidak bisa tenang akan hal itu.

"Kenapa, diem? Kalau emang berat, kan, bisa bilang sama pembina kamu. Mungkin, dia bisa ngertiin."

Megan berusaha mengembalikan mimik wajahnya seperti biasa. Jika Feilya sudah curiga, Megan tahu gadis itu akan membuatmu mengatakan hal sebenarnya.

"Gapapa... Gue tetep bakal ikut serta. Emm... Lo gak akan dateng, kan?" Megan terdiam sejenak, "bukan. Gue ngomong gitu bukan maksud apa-apa, cuma inget sama kejadian tiga hari lalu. Takutnya Lo gak nyaman disana," koreksi Megan sebelum Feilya salah paham dengan kata-katanya.

Feilya terdiam. Sempat ia berpikir, bahwa beberapa kali Megan seperti orang yang salah bicara dari gelagat nya. Tapi, melihat Megan yang sepertinya menutupi sesuatu dengan susah payah darinya, membuat ia juga seakan tertahan untuk bertanya.

"Saya pikir hal itu nggak begitu berdampak ke mental. Masalah nya cuma Kak Finn, yang mungkin gak bakal kasih ijin."

"Iya, tuh. Kakak Lo kan posesive.., andai gue juga diposesive-in."

"Memangnya kamu, siapa?" Sahut Feilya.

"Bukan siapa-siapa. Bukan!" Feilya tertawa kecil.

Bibir Megan tertarik. Serasa mendapatkan secercah wahyu, ia memikirkannya untuk bekerjasama dengan CEO DERIV Crop itu, walau sedikit mustahil karena ia bahkan  belum pernah bertegur sapa secara langsung.

Sepulang sekolah Alterlion berkumpul di rumah Marley atas keinginan Rheanna. Cowok berambut gondrong itu meng-iya kan saja, tanpa bertanya untuk apa berkumpul di rumah yang bertema Modern itu.

𝐀𝐋𝐓𝐄𝐑𝐋𝐈𝐎𝐍 : 𝘛𝘩𝘦 𝘐𝘯𝘪𝘵𝘪𝘢𝘵𝘪𝘯𝘨 𝘓𝘦𝘢𝘥𝘦𝘳 [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang