Pagi yang indah seperti biasa. Melakukan keseharian yang sama selama hampir 2 bulan ini. Semenjak kejadian Hippogriff itu Draco benar-benar tidak mengganggu ku lagi, bahkan mungkin baik padaku. Baiklah itu sedikit berlebihan. Aku tidak tau apa yang terjadi dengannya namun aku berterima kasih.
Tapi sialnya hanya Draco yang berubah. Betapa bagusnya bila teman-temannya itu sadar juga. Terutama Pansy. Aku tidak mengerti apa yang salah denganku hingga dia selalu merundungku akhir-akhir ini.
.
.
."Pansy kembalikan kalung ku sekarang juga!" Aku menggeram marah. Sedari tadi dia melemparkan kalung liontin pemberian ibuku kesana kemari dengan tongkatnya.
"Tangkap saja sendiri. Hahaha ini menyenangkan. Wuuuu kalungmu terbang ke atas atap tuh." Pansy tersenyum setelah menerbangkan kalungku ke atas atap.
"Wingardium..." Aku mencoba menyihir kalungku agar kembali kepadaku.
"Expelliarmus." Namun tidak beruntungnya Pansy berhasil menjatuhkan tongkat sihirku sehingga kalungku tidak bisa ku mantrai.
..."Hentikan Pansy." Perintah Draco. Aku tidak tau sejak kapan dia datang namun dia menyelamatkanku dari si nenek sihir ini.
"Accio!" Ucap Draco dan kalung liontin itu seketika kembali ke tanganku.
"Sini kau." Draco menarik belakang bajuku menyeretku pergi dari sana.
"Draco mengapa kau membelanya. Biasanya kau yang paling bersemangat saat membully penghianat itu. Hey kembali!" Pansy berteriak seperti orang gila. Benar-benar seperti nenek sihir.
"Lepaskan aku!" aku terus memberontak namun Draco tetap menarik belakang bajuku seperti ibu kucing yang membawa anaknya.
"Diamlah kau idiot. Apa kau senang di bully seperti tadi? Aku tidak mau menyelamatkanmu setiap waktu." Draco melepaskan tangannya dari belakang bajuku.
"Aku tidak meminta mu untuk membantuku seperti tadi." Ucapku malas. Walaupun sebenarnya aku berterima kasih atas tindakannya barusan.
"Kau bodoh." Dia menoyor dahiku cukup keras. Hei rasanya sakit!!
"Aww... hentikan. Memangnya aku harus bagaimana?" Tanyaku dengan mengusap dahiku yang sedikit memerah.
"Dengar. Aku menyelamatkanmu karena hutang budiku kemarin saat kau menolongku dari Hippogriff. Sekarang aku akan mengajarimu cara agar tidak dibully lagi. Kau benar-benar bertingkah seperti salah satu dari para Hufflepuff itu."
"Iki ikin mingijirimi igir tidik dibilly. Ya ya ya"
Tak
"Awww berhenti memukul kepalaku." Ucapku kesal.
"Hal pertama adalah jangan biarkan seorangpun menatapmu rendah. Kau adalah seorang Slytherin yang bahkan keturunan Grindelwald, sadarlah. Dan..." Draco berbisik di telingaku membuatku sedikit terkejut.
~🌸~
-Draco POV-
Kalian pasti bertanya apa yang telah kukatakan pada (Name). Diam dan lihatlah saja.
Aku membawa (Name) ke tempat tadi, ke tempat Pansy berada.
"Aku sudah memberitahu mu apa yang harus kau lakukan. Sekarang pergilah" aku mendorongnya kearah Pansy dan memperhatikan mereka dari belakang."Oh kau kembali (Name)? Lagipula tidak mungkin seorang pangeran Slytherin membela gadis jelek sepertimu." Ucap Pansy sembari tertawa.
KAMU SEDANG MEMBACA
I (don't) HATE YOU | Draco x Reader
FanfictionBercerita tentang seorang gadis yang dibully oleh Draco Lucius Malfoy yang berakhir dengan saling mencintai. Mereka pikir ini hanyalah kisah cinta biasa. Namun mereka tak tau, ada takdir yang jauh lebih besar sedang menanti mereka. ~~~ "Please, don'...