Masih di hari yang sama dengan chapter sebelumnya.
Aku tiba-tiba saja terbangun dari tidurku. Setelah pelajaran meramal tadi aku melanjutkan keseharianku seperti biasa. Pergi ke kelas, makan malam, mengobrol dengan the golden trio, lalu kembali tidur. Namun anehnya malam ini aku tidak bisa tertidur, ada suatu hal yang menggangguku tentang ramalan itu.
Aku memutuskan untuk berjalan-jalan sebentar
mencari udara segar. Aku pergi ke jembatan yang pernah ditemukan Harry tempo dulu (chapter 3). Berjalan-jalan menikmati pemandangan ataupun duduk santai sambil menikmati langit malam.Sesampainya disana betapa terkejutnya aku melihat Draco yang sedang santai sambil memainkan tongkatnya membentuk sebuah gambar diatas udara. Aku tersenyum tanpa sadar. Sudah beberapa kali melihatnya bertindak polos seperti ini, tidak yang bersikap sok tangguh seperti biasanya.
Aku yang bersembunyi di balik tembok memutuskan untuk menghampirinya.
"Draco?" Aku berjalan mendekatinya dan ia nampak terkejut melihat yang aku datang tiba-tiba.
"(Name)? Apa yang kau lakukan disini?" Tanya nya padaku. Wajah polosnya seketika hilang digantikan dengan wajah menyebalkan biasanya. Fyi sekarang Draco berhenti memanggilku dengan sebutan penghianat atau apapun, hanya (Name).
"Aku hanya ingin mencari udara segar karena tak bisa tidur. Kalau kau?" Ucapku bertanya.
"Aku juga sama. Namun aku tidak seaneh kau yang berjalan-jalan di malam yang dingin hanya mengenakan baju tidur." Ucapnya sambil sedikit tertawa.
"Huh, aku pergi saja." Aku memutuskan untuk pergi namun dia menahan tanganku. Ini terasa sangat canggung.
"Ah maaf. Temanilah aku disini sebentar (Name)" ucapnya meminta.
Aku memutuskan untuk tinggal. Sebenarnya aku sudah sering pergi kesini namun tidak pernah menemukan Draco sebelumnya.
"Yah bila kau tak keberatan. Tapi bagaimana kau bisa tau tempat ini?" Tanyaku sambil mengambil tempat duduk disampingnya.
"Aku yang seharusnya bertanya seperti itu. Bagaimana kau tau tempat ini?" Ucap Draco bertanya balik.
"Berhentilah menjawabku dengan pertanyaan. Dan aku tau tempat ini saat bersama Harry." Terangku jujur. Dia nampak mengeratkan genggaman di tongkatnya tidak suka saat aku mengatakan aku menemukannya bersama Harry.
"Apa kau berpacaran dengan Harry?"
"Tidak. Kami hanya sahabat." Aku benar-benar hanya bersahabat dengan Harry. Walau kadang orang-orang mengganggap kami berkencan, tapi Harry bersikap baik dengan semua orang bukan hanya padaku.
"Apa yang sedang kau gambar tadi Draco?"
"B-bukan apa-apa" Wajahnya terlihat memerah sambil menyembunyikan tongkat sihirnya. Aku tau dia tidak biasanya bersikap seperti tadi. Apa itu semacam kebiasaan saat dia sendiri? Tanpa sadar aku tersenyum karena kelakuannya. Kupikir dia tidak seburuk yang aku kira, dia masih punya hati.
"Ngomong-ngomong makasi buat yang tadi pagi. Sekarang Pansy udah gak gangguin aku lagi." Aku tersenyum saling memandang dengannya dan dia balik tersenyum kepadaku.
"Yah sama-sama" kami lalu terdiam melihat pemandangan danau hitam dan bulan Purnama, saling terdiam sibuk dengan pikiran masing-masing.
Tap... tap... tap...
"Siapa disana?!" Mr. Filch sepertinya datang untuk berpatroli malam dan menyadari ada kami di sekitar sini.
KAMU SEDANG MEMBACA
I (don't) HATE YOU | Draco x Reader
ФанфикBercerita tentang seorang gadis yang dibully oleh Draco Lucius Malfoy yang berakhir dengan saling mencintai. Mereka pikir ini hanyalah kisah cinta biasa. Namun mereka tak tau, ada takdir yang jauh lebih besar sedang menanti mereka. ~~~ "Please, don'...