Grindelwald vs Dumbledore

1.8K 207 6
                                    

-(Name) POV-

"Istana Buckingham, istana kerajaan Inggris yang terdapat di kota London. Sangat cocok untuk hari penobatanmu."

Kami saat ini tengah berbincang santai di kastil tempat persembunyian kami. Mendiskusikan berbagai macam hal menjelang penobatanku sebagai ratu.

Aku menyeruput teh hangat ku pelan. Menerawang jauh memikirkan apa yang sedang teman-temanku lakukan saat ini. Apakah mereka baik-baik saja?

Aku sangat merindukan Draco dan pelukan hangatnya. Setelah semua peperangan ini berakhir aku akan segera menemuinya.

"Aku ingin semuanya berjalan dengan sempurna, kakek. Aku ingin semua ini segera berakhir."

"Bersabarlah sebentar lagi (Name). Tapi apa kau yakin kali ini ingin ikut berperang bersamaku? Jangan sampai kau ragu-ragu nantinya." ucap Gellert tidak yakin denganku. Pertempuran pertama kami saja aku sudah merasa kasihan pada musuh. Aku menyadari itu semua memang salahku yang terlalu lemah.

Hanya tinggal satu langkah lagi, aku hanya harus menaklukkan kota London tempat sang ratu berada.

"Aku yakin kakek. Aku akan membantumu sebisaku." Aku tersenyum menanggapi. Memikirkan mahkota kerajaan berada di atas kepalaku membuatku semakin bersemangat untuk mendapatkannya.

"Tunggu aku sebentar lagi, Draco."


~❄️~


'Penyerangan telah terjadi di kota London tempat sang ratu berada. Kini para kepolisian dan prajurit ratu tengah bertarung bersama para auror untuk mengalahkan Gellert Grindelwald beserta pasukannya.' Ucap sang penyiar televisi itu memberitakan tentang penyerangan kami di kota London.

"Kali ini aku tidak boleh ragu!" Aku mengangkat tongkat sihirku tinggi untuk mengeluarkan api biru yang membakar seluruh pasukan Ratu Elizabeth. Hanya dalam beberapa menit, seluruh pasukan sang ratu dapat kumusnahkan dengan sangat mudahnya.

Api biru ini merupakan sebuah ujian, ujian kesetiaan mereka kepada kami. Bila kau terbakar dalam api biru ini, itu berarti kau tidak sependapat dengan ideologi kami dan kau tidak pantas berada di pihakku. Dan bila kau lolos, kami akan dengan senang hati menyambutmu di kerajaan kami.

Tapi lihat hal menarik ini... banyak orang ataupun para auror yang selamat dari apiku. Itu artinya mereka diam-diam telah berpihak pada kami.

"Serahkan tahta ratu padaku, Elizabeth. Kau sudah terlalu tua untuk ini." Aku menyeringai meremehkan melihat sang ratu yang tengah terpojok tanpa prajurit-prajuritnya.

Sang ratu terlihat bergetar ketakutan memohon ampun padaku. Baiklah... aku akan membiarkannya hidup karena aku orang yang baik hati.

"Kau terlihat menyedihkan ratu." Aku mendekat padanya dan merebut mahkota itu dengan mudahnya. Tanpa para prajurit dia hanyalah seorang wanita tua bangka yang tinggal menunggu ajalnya.

"Mahkota kerajaan... aku menyukainya."

"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
I (don't) HATE YOU | Draco x ReaderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang