Love and Sacrifice

2.4K 280 30
                                    

Aku datang bersama dengan Golden Trio dan memasuki ruang kelas Prof. Snape. Di sana sudah ada Draco, Pansy, Crabbe, dan Goyle—orang-orang yang akhir-akhir ini sangat aku hindari.

Sudah beberapa hari sejak aku putus dengan Draco. Hati ku sudah cukup tenang jika harus berhadapan dengannya, meskipun suasana masih terasa sedikit canggung setiap kali Draco ada di dekatku. Namun, dia tampaknya tidak terlalu peduli. Bahkan dia tidak melirik sedikit pun, dan itu membuatku semakin jengkel.

"Draco, sayang, bagaimana kalau kita pergi ke Hogsmeade pekan depan?" tanya Pansy dengan nada suara yang menjijikkan, seolah sengaja ingin memanas-manasi suasana. Dia tahu aku mendengarnya, dan itu jelas membuatku merasa semakin tidak nyaman.

"Iya," jawab Draco singkat dan datar, tanpa ada emosi yang terlihat.

"Pfft... Sepertinya pacar barumu tidak terlalu peduli padamu, Pansy," ujarku dengan nada mengejek. Pansy langsung merespon dengan wajah memerah, jelas dia tidak bisa menahan amarahnya setelah mendengar kata-kataku.

"Ah, ini dia mantan kekasih dari pacar tersayangku, ya? Sepertinya kau cemburu melihat kami berdua," ujar Pansy dengan senyuman sinis.

"(Name), jangan pedulikan nenek lampir itu. Kau bisa keriput nanti kalau terus berurusan dengannya," kata Hermione, dengan nada menenangkan, berusaha meredakan ketegangan di antara kami. Aku hanya bisa menghela napas panjang. Memang, ini salahku karena meladeni provokasi dari Pansy.

Aku memutuskan untuk tetap diam, mencoba menghindari konfrontasi lebih jauh.
.
.
.

Akhirnya, Prof. Snape datang dengan langkah cepat memasuki kelas, menarik perhatian seluruh siswa yang ada di sini.

"Baiklah... hari ini kita akan mempraktikkan mantra pertahanan yang telah kalian pelajari melalui duel. Sekarang, ikuti aku," katanya dengan suara yang tajam, membuat semua orang langsung fokus padanya.

Kami masuk ke dalam ruangan yang luas dan gelap, dengan suasana yang sunyi, hanya diterangi oleh cahaya redup yang masuk melalui jendela tinggi di sisi dinding. Di tengah ruangan, terdapat panggung panjang yang terbuat dari kayu, dilapisi karpet hitam tebal yang sudah sedikit usang. Dinding ruangan dipenuhi dengan lukisan-lukisan kuno yang bergerak, sementara udara terasa semakin dingin dari waktu ke waktu.

"Sekarang, apakah ada yang ingin mencoba berduel? Duel ini tidak akan melukai kalian," jelas Prof. Snape, matanya menyapu seluruh ruangan.

"Tidak ada satupun yang ingin mencoba? Aku kecewa dengan kalian," katanya, menatap satu persatu dari kami dengan ekspresi tak terkesan.

"Draco, dan... (Name), maju ke depan,"

Oh tidak! Apa sekarang aku harus melawan Draco?!

Aku melangkah perlahan menaiki panggung, merasakan tatapan semua orang yang tertuju padaku. Draco menyusul, wajahnya tetap tenang, bahkan cenderung tidak peduli dengan keadaan sekitar.

"Kalian sudah tahu aturannya, bukan? Sekarang mulai lah. Ingat, hanya gunakan mantra yang tidak berbahaya," lanjut Prof. Snape.

Kami berdiri berhadapan dan melakukan hormat satu sama lain. Namun saat aku menatap matanya, aku melihat wajah Draco yang tampak sedikit pucat, dengan bibirnya yang sedikit terkatup dan peluh di keningnya.

"Kau baik-baik saja?" Aku bertanya, suaraku penuh kekhawatiran.

"Khawatir kan dirimu sendiri, penghianat!" jawabnya dengan senyum sinis, membuat hatiku seperti tertusuk ribuan pisau.

I (don't) HATE YOU | Draco x ReaderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang