Pagi ini aku bangun dengan perasaan yang cukup segar meski udara di kamar tetap saja dingin. Aku segera mengenakan coat tebal untuk melawan hawa dingin yang menusuk dan melangkah keluar menuju common room asrama Slytherin. Tempat itu adalah satu-satunya ruang yang terasa hangat di asrama ini, berkat nyala api unggun yang terus berkobar di perapian besar.
Hari ini adalah jadwal pelajaran bersama Prof. Snape, jadi aku harus cepat bersiap. Meski matahari belum sepenuhnya naik, suara langkah-langkah kecil di lorong bawah tanah ini mengingatkanku bahwa aku bukan satu-satunya yang terjaga.
Sesampainya di common room, aku mendapati Draco dan teman-temannya, Crabbe dan Goyle, sudah duduk santai di depan perapian. Mereka terlihat bercakap-cakap dengan nada riang, namun suasana berubah saat aku masuk.
Tatapan mereka serempak tertuju kepadaku, tajam seperti bilah pisau. Aku mencoba mengabaikan mereka dan memilih duduk di sofa paling pinggir, sejauh mungkin dari pusat keramaian mereka. Namun, aku bisa merasakan tatapan mereka tak lepas dariku, disertai dengan bisik-bisik yang jelas ditujukan untukku.
Tap... Tap... Tap...
Suara langkah mendekat, dan aku mendongak hanya untuk melihat Draco berjalan ke arahku. Tatapannya penuh dengan kejengkelan, seperti seseorang yang merasa keberadaannya terganggu.
"Beraninya kau duduk di sini, pengkhianat menjijikkan," katanya dingin, matanya menatapku seperti aku hanyalah kotoran di sepatunya.
Aku menelan ludah, mencoba menenangkan diriku. "Aku hanya duduk di sini, Malfoy. Aku bahkan tidak mengganggumu."
Draco mendengus kecil, tetapi langkahnya terus maju hingga wajahnya hanya beberapa inci dari wajahku. Napasnya yang dingin terasa di kulitku, membuat bulu kudukku berdiri.
"Kau berada dalam penglihatanku saja sudah cukup menggangguku, bodoh," katanya lagi, suaranya lebih rendah tetapi penuh ancaman.
Aku menghela napas, mencoba mengabaikan rasa takut yang mulai menyusup. Tapi kemudian dia berbicara lagi, dan kata-katanya menghantamku seperti pukulan keras.
"Kau dan ayahmu, si pengkhianat, bahkan tidak pantas berada di sini. Apa kau tahu? Ayahmu mati karena memilih melindungimu, dan itu membuatnya terlihat seperti orang bodoh. Kau penyebab kematiannya, (Name)," ucap Draco sambil menyeringai tajam, seolah menikmati kekacauan yang sedang ia ciptakan dalam pikiranku.
Dunia seakan berhenti sejenak. Kata-katanya menggema di kepalaku. 'Aku penyebab kematian ayahku? Tidak, itu tidak mungkin.'
"Apa maksudmu, Malfoy? Aku tidak mengerti. Yang kutahu, ayahku mati karena kecelakaan mobil," kataku, suaraku terdengar gemetar.
Draco tertawa kecil, senyum puas menghiasi wajahnya. "Itukah yang mereka katakan padamu? Kasihan sekali kau dibohongi. Kau benar-benar tidak tahu apa-apa, ya?"
Kata-katanya bagaikan racun yang menyebar cepat di pikiranku. Segala sesuatu yang kuketahui tentang masa lalu keluargaku tiba-tiba terasa seperti kebohongan besar. Aku tidak bisa menghentikan air mata yang mulai menggenang di mataku.
Draco memutar badannya dan berjalan pergi dengan angkuhnya, meninggalkanku sendirian bersama keraguan dan pertanyaan yang berputar-putar di kepalaku. Dadaku terasa sesak, dan aku hanya bisa duduk diam, merenungkan semuanya dalam keheningan. Apa maksud semua ini? Dan yang lebih penting, apa yang sebenarnya terjadi pada ayahku?
.
.
.
![](https://img.wattpad.com/cover/257622490-288-k476810.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
I (don't) HATE YOU | Draco x Reader
FanfictionBercerita tentang seorang gadis yang dibully oleh Draco Lucius Malfoy yang berakhir dengan saling mencintai. Mereka pikir ini hanyalah kisah cinta biasa. Namun mereka tak tau, ada takdir yang jauh lebih besar sedang menanti mereka. ~~~ "Please, don'...