45.Auralaska

160K 14.3K 816
                                    

Happy reading..

Maura dan juga Kara saat ini tengah berada di rumah sakit, setelah kejadian tadi di mobil Maura lebih memilih terdiam saja.

Bahkan saat di periksa oleh dokter Maura hanya menjawab seperlunya saja.

"Bu Maura sepertinya anda harus mengurangi stress berlebihan, karena itu bisa membahayakan janin anda," ucap Dokter bernama tag kan Lita itu.

"Iya dok," jawab Maura singkat.

"Gimana keadaan anak saya dok?" Tanya Maura.

"Dia baik-baik saja, tapi agak sedikit lemah, sebisa mungkin Bu Maura jangan memikirkan yang aneh-aneh," nasehat dokter Lita.

Maura menganggukkan kepalanya pelan.

"Bu Maura sendiri? Dimana suami anda?" Tanya Dokter Lita.

"Suami saya lagi ada urusan di luar negri dok," jawab Maura.

"Oh baiklah lain kali saja saya akan menjelaskan jika anda sudah datang dengan suami anda," ucap dokter Lita yang di angguki Maura.

Setelah menerima saran-saran dari dokter Lita Maura sudah diperbolehkan untuk keluar.

Kara yang memang sengaja tidak ikut ke dalam segera menghampiri Maura ketika menyadari Maura sudah keluar.

"Gimana Ra hasilnya?" Tanya Kara.

"Not bad," jawab Maura.

"Gue terlalu mikirin sesuatu yang nggak penting, sampai nggak nyadar kalau akan berakibat ke anak gue," ujar Maura.

"CK udah jangan nyalahin diri Lo sendiri, tapi dia gapapa kan?" Tanya Kara sekali lagi.

Maura menganggukkan kepalanya.

"Gue cuman butuh istirahat," ucap Maura.

"Yaudah sekarang Lo gue anterin pulang," ujar Kara.

....

Skip rumah.

"Thanks kar sorry udah ngrepotin Lo," ucap Maura.

"Apaansi Ra nggak ngrepotin kali," ucap Kara terkekeh.

"Lagian gue juga nggak ada kerjaan dirumah," ucap Kara, sekedar informasi Cafe Kara libur.

"Lo mau mampir dulu?" Tanya Maura.

"Ngga usah deh gue langsung pulang aja," ucap Kara.

"Okee, Lo hati-hati dijalan," ucap Maura.

"Siap," jawab Kara, setelah itu Kara menjalankan mobilnya meninggalkan pekarangan rumah Maura,

Setelah Kara pergi Maura segera masuk ke dalam rumah dan langsung pergi ke dalam kamar.

Maura menjatuhkan badannya di atas kasur, bahkan sepatunya belum ia copot.

Maura lebih memilih melihat hpnya dan benar saja lagi-lagi Aska terus menerus menelfonnya, Maura menghela nafasnya pelan, akhirnya ia mengatakannya juga kepada Aska meskipun dengan cara berteriak, tapi percayalah Maura sekarang sedikit lega.

Tanpa berniat mengangkat panggilan dari Aska Maura memilih beranjak dari ranjangnya dan membersihkan badannya di kamar mandi.

Dua puluh menit Maura habiskan untuk berada di dalam kamar mandi,
Maura keluar dari kamar mandi ia hanya menggunakan bathroob saja, Maura menuju meja rias dan mengambil sisir untuk menyisir rambutnya.

Tapi pergerakan Maura terhenti begitu saja, ia menatap sesuatu yang ada di jarinya.

"Cincin," gumam Maura seraya meletakkan sisirnya dan menatap cincin yang ada di tangannya.

AURALASKA (Tersedia di Gramedia)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang