3.Auralaska

342K 29.2K 1.6K
                                    

-----FOLLOW SEBELUM BACA PART PRIVAT ACAK----

Happy reading...

Selesai membantu Kara Maura langsung saja terduduk di kursi dengan keringat yang membanjiri wajahnya

"Gila lo tiap hari kayak gini?" tanya Maura mengingat betapa lelahnya dia karena pelanggan yang terus saja berdatangan tanpa henti.

"Udah biasa," jawab Kara seraya duduk santai di depan Maura.

"Lagian kenapa lo nggak terima aja si tawaran bokap lo buat ngurusin perusahaan?" tanya Maura kepada Kara, karena beberapa hari yang lalu Kara bercerita tentang hal ini kepada Maura.

"Gue nggak minat kayak gituan," jelas Kara.

Menurut Kara mengurus perusahaan itu sangat ribet meeting sana sini belum lagi kalo ada apa-apa beh ribetnya minta ampun.

"Lo nggak keluar sama Darel?" tanya Maura lagi.

"Gue udah putus," ujar Kara santai.

"Apaa!!!sejak kapan kok gue nggak lo kasih tau!" kaget Maura sekaligus kesal dengan sahabatnya ini.

"Biasah aja muka lo nyet," ucap Kara.

"Ceritanya gimana kok lo bisa putus?" cerocos Maura.

"Dia hamilin anak orang,"

"Apaa!!! Gue nggak salah denger kan!" ucap Maura menggebu-menggebu bahkan wajahnya sudah memerah karena menahan marah.

"Nggak bisa gini dong Kar gue nggak terima Lo digituin bangsat emang si Darel!!" marah Maura.

"Yang ditinggal gue yang marah-marah elu aneh lo ra," kekeh Kara.

"Ya gue sebagai sahabat lo nggak terima lo digituin!!" marah Maura.

"Nasi udah jadi bubur Ra," ucap Kara menatap Maura yang sepertinya begitu marah.

Kara tersenyum tipis mengingat Maura sangat peduli padanya, meskipun Maura kadang sangat kekanak-kanakan tapi Kara tau jika Maura tidak akan diam saja jika sahabatnya di sakiti oleh orang lain.

"Ya tetep aja Kar, "

"Yaudah ayok samperin," ucap Kara terkekeh.

Maura sebenarnya tau jika Kara sekarang tidak baik-baik saja terlihat dari matanya jika gadis itu sedang bersedih. Memang di antara keduanya yang pandai menyembunyikan masalah adalah Kara.

"Gue tau lo lagi kepikiran," ucap Maura menatap Kara.

"Enggaklah," bohong Kara.

"Jujur aja kenapa si Kar," ucap Maura.

"Ya gue ngerasa bego aja Ra ternyata selama ini gue jagain jodoh orang," ucap Kara.

"Masih banyak yang lebih dari Darel diluaran sana nggak usah sedih cowok kayak gitu gak pantes lo tangisin," ucap Maura menasehati Kara.

"Sejak kapan lo jadi bijak," ucap Kara.

"Di bilangin malah ngatain gue,"
kesal Maura.

•••

Hari semakin siang Maura memutuskan untuk segera pulang dari Cafe Kara.

"Kar gue balik," ujar Maura.

"Hmm hati-hati di jalan," jawab Kara yang di angguki oleh Maura.

Maura keluar dari Cafe Kara, ia mengambil sepeda motornya dan mengendarai meninggalkan Cafe Kara.

AURALASKA (Tersedia di Gramedia)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang