15.Auralaska

244K 21.9K 1.3K
                                    

Happy reading....

Maura menelan salivanya susah payah melihat Aska yang baru saja keluar dari kamar mandi hanya menggunakan handuk sebatas pinggangnya, rambut yang basah menambah kesan ketampanannya menjadi dua kali lipat.

Aska yang merasa di tatap Maura langsung menatapnya balik, dengan cepat Maura mengalihkan pandangannya dan pura-pura fokus dengan hp di tangannya.

Maura kembali mendongakkan kepalanya tidak lama kemudian dia membuang nafas lega, barusan Aska kembali masuk kedalam kamar mandi.

Drtt drtttt

Maura mengambil hpnya di nakas dan melihat siapa yang menelfonnya ternyata Kara.

"Hmmm ada apa?" tanya Maura.

"Gue mau ngomong sesuatu tentang Darel?"

"Kenapa dia buat ulah lagi sama lo Kar?" tanya Maura.

"Sekarang lo lagi sama Aska?" tanya Kara.

"Iya," jawab Maura sebab barusan Aska keluar dari kamar mandi.

"Lo bisa jauhan dikit nggak ra sama Aska gue mau ngomong penting," ucap Kara terdengar serius di telinga Maura.

"Oke gue kebalkon," ucap Maura turun dari ranjang dan berjalan kebalkon tapi sebelum itu Maura melirik Aska sebentar.

"Gue udah di balkon," ucap Maura.

"Gue dapet kabar perusahaan Darel yang ada di Singapore menurun drastis dan itu karena suami lo," ucap Kara membuat Maura membelalakkan matanya.

"Apaa!!"

"Lo tau kan suami lo cukup berpengaruh di dunia bisnis jadi menurut gue mungkin-mungkin aja," ucap Kara.

"Eh bentar-bentar hubungan Aska sama masalah ini apa?"

"Lo nggak inget kejadian waktu lo hampir disentuh sama Darel, dan gue rasa Aska ngasih perhitungan sama Darel," ucap Kara menjelaskan.

"Beneran Aska yang lakuin itu?" tanya Maura memastikan.

"Menurut gue iya," ucap Kara.

Maura sedikit terkejut ketika seseorang tiba-tiba memeluk nya dari belakang.

"Kar gue tutup dulu," ucap Maura segera mengakhiri telephonnya.

"Siapa?" tanya Aska masih setia melingkarkan tangannya di perut Maura, entah kenapa Maura sedikit gugup Aska berada di dekatnya seperti ini.

"Kara," jawab Maura sedikit menyembunyikan kegugupannya.

"Sepertinya kita harus memikirkan perkataan mama," ucap Azka.

"Tentang?" tanya Maura.

"Anak,"

Deg

Percayalah Maura sekarang menelan salivanya susah payah, mendengar kata anak membuat seluruh tubuhnya berdesir hebat.

"A- aku belum siap," ucap Maura terlampau kecil.

Aska melepaskan pelukannya pada Maura setelah itu dia membalikkan tubuh Maura.

"Untuk?" tanya Aska, Maura menundukkan kepalanya.

"Semua," jawab Maura, jujur dia sangat takut berkata seperti ini kepada Aska.

"Kamu belum siap untuk berhu.."

"Stop jangan bahas ini ka aku malu," ucap Maura menutup mulut Aska dengan tangannya.

Aska terkekeh wajah Maura sangat merah.

"Apa si Ra yang kamu maluin lagian aku juga suami kamu," ucap Aska.

AURALASKA (Tersedia di Gramedia)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang