29.Auralaska

196K 18.6K 1.3K
                                    

Happy reading....

Maura baru saja tiba di kantor Aska, ia segera menuju ruangan Aska yang terletak di lantai atas, banyak orang yang mencoba menyapa Maura karena tau jika dia adalah istri dari CEO nya, Maura hanya sekedar menanggapinya dengan senyuman.

Maura mengetuk pintu ruangan Aska.

"Masuk," ucap suara dari dalam.

Maura membuka knop pintu ia tersenyum kecil ketika melihat Aska yang tengah fokus dengan laptop di hadapannya.

Maura menghampiri Aska.

"Sibuk banget tau gitu nggak dateng tadi," canda Maura.

Aska mendongakkan kepalanya menatap Maura seraya tersenyum.

"Udah dateng," ucap Aska.

"Hmmm kenapa manggil?" tanya Maura seraya mendekat ke arah Aska dan membenarkan letak dasi Aska yang sedikit miring.

Aska menatap Maura yang tengah membenarkan dasinya, ia dengan sengaja menarik tengkuk Maura dan mengecup bibirnya.

Cup

Maura memelototkan matanya spontan ia melepaskan dasi Aska dan menjauh dari posisinya semula.

"Kenapa?" tanya Aska menatap Maura.

"Engga," jawab Maura sedikit gugup, masalahnya ini dikantor bisa gawat kan jika kepergok dengan karyawan Aska.

"Oke," jawab Aska fokus kembali dengan laptopnya.

Maura meringis pelan, sepertinya dia membuat Aska sedikit tersinggung.

"Aku nggak bermaksut," ucap Maura.

"Apanya," ucap Aska datar.

Maura menghela nafasnya dengan cepat ia menyingkirkan laptop di depan Aska dan memelototi Aska.

Aska tertawa kecil ia berdiri dari kursinya dan menarik tangan Maura untuk duduk di sofa yang ada di ruangan Aska.

Maura menatap Aska.

"Kenapa?" tanya Aska.

"Tadi manggil sekarang malah nanya kenapa," ucap Maura seraya memutar bola matanya malas.

Aska lagi-lagi hanya bisa tertawa dan mengacak rambut Maura.

"Berantakan ka astaga," ucap Maura bertambah kesal.

"Ikut aku yuk keluar," ajak Aska.

"Kemana?" tanya Maura.

"Makan siang," ucap Aska.

"Dari tadi belum makan siang," ucap Maura.

"Hmm,"

"Udah dibilangin juga jangan telat makan tetep aja," omel Maura.

"Emang kamu pernah bilang gitu," ucap Aska menaikkan satu alisnya.

Maura menggaruk kepalanya yang tidak gatal dan jangan lupakan nada kekehan yang keluar dari bibirnya.

"Siapa yang selama ini suka ngga nurut, ngga suka masak dulu dirumah kalau mau keluar," ucap Aska.

Maura menatap Aska kesal.

"Ishhhh mana ada," elak Maura.

"Ada lah," ucap Aska.

"Sibuk makannya ngga sempet masak," jawab Maura.

"Canda astaga gitu aja udah cemberut," ucap Aska.

"Serah, nggak nyambung kalau bicara," ucap Maura bertambah kesal.

AURALASKA (Tersedia di Gramedia)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang