Happy reading...
Seumur-umur Maura tidak pernah semalu ini, yang jelas saja dia mengatakan sesuatu yang sedikit vulgar dan lebih parahnya di hadapan orangnya langsung.
"Malu-malu in banget si Lo Raa!," sesal Maura.
"Aiishhhh ancur reputasi gue di depan Aska," kesal Maura menatap jalanan di depan layaknya seorang musuh yang ingin dia bunuh.
Selama perjalanan menuju rumah Maura terus saja menggerutu menyesali perkataannya, tidak jarang Maura memukul setir mobil dan mengumpat pelan memaki dirinya yang terlalu frontal saat berbicara.
Saat ini Maura sudah sampai di rumah dan memasukkan mobilnya di garasi.
Maura berjalan lesu memasuki rumahnya seraya menenteng tasnya dengan malas.Bukannya bersih-bersih diri Maura malah duduk di sofa dan menyandarkan badannya di sofa, tidak lama kemudian Maura sudah hanyut dalam mimpinya.
Padahal dua baru saja marah-marah malah tertidur begitu saja.
Drrrtttt drrrtttt
Deringan telfon yang berbunyi sangat nyaring seketika mengusik tidur Maura, dengan ogah-ogahan Maura mencari hpnya di tas dan tanpa melihat nama yang tertera disana Maura langsung mengangkat panggilannya dengan keadaan masih menutup mata dan sesekali menguap.
"Hallo Maura," ucap seseorang disebrang sana.
"Apa?" tanya Maura dengan suara khas bangun tidur
"Ini Bunda," ucapnya.
Seketika posisi Maura langsung terduduk tidak lupa dengan matanya yang melotot karena menatap layar hp yang tertera nama ibu mertuanya disana.
"Aduh bunda maaf ya Maura nggak sopan, Maura baru bangun tidur," ucap Maura merasa tidak enak dengan Gia, sedangkan Gia malah terkekeh pelan di sebelah sana.
"Iya bunda orangnya pemaaf kok," ucap Gia terkekeh diikuti Maura yang sedikit tertawa, lebih tepatnya tertawa canggung.
"Kenapa Bun tlfn?" tanya Maura.
"Bunda sama Ayah mau ke rumah," ucap Gia.
"Kpn Bun?" tanya Maura
"Jam 4, kamu jangan lupa WhatsApp Aska suruh pulang lebih cepet ya Ra," titah Gia kepada Maura.
Maura menganggukkan kepalanya lantas menjawab.
"Iya Bun,"
"Makasih sayang bunda tutup,"
"Iya Bun,"
Setelah itu panggilan terputus.
Maura melirik jam yang ada di tangannya menunjukkan pukul tiga sore berati kurang satu jam Gia akan kesini dan sepertinya dia harus cepat menghubungi Aska, tetapi yang menjadi kendala Maura tidak ingin menghubungi Aska, alasannya hanya satu "MALU" tau kan kenapa?
Hal itu membuat Maura menghembuskan nafasnya pelan.
"Oke nggak apa-apa Ra ini cuma WhatsApp Aska, nggak lebih jadi Lo pasti bisa!!" Ucap Maura meyakinkan dirinya dan mengetikkan nama Aska di sana.
Maura
"Kamu bisa pulang lebih awal?bunda sama ayah mau ke rumah,"Maura meletakkan hpnya di sampingnya ia dengan resah menunggu balasan dari Aska, ketika hpnya berbunyi dengan cepat Maura melihat room chat dirinya dengan Aska, dan ternyata notifikasi tersebut memang dari Aska.
KAMU SEDANG MEMBACA
AURALASKA (Tersedia di Gramedia)
Romansa(FOLLOW SEBELUM BACA) Takdir memang lucu aku Maura dan kamu Aska dua manusia yang berbeda sifat tapi entah kenapa bisa menjadi satu karena ikatan pernikahan. Akankah pernikahan ini bisa utuh sampai maut memisahkan kita? Atau kita akan berakhir? Enta...