06. Martabak

1.1K 152 10
                                    

"Mau martabak ...."

Haruto bergumam sembari menatap layar televisi, ia mencebikkan bibir lalu merebahkan dirinya di sofa, menatap langit-langit ruang tamu.

"Mau Martabak manis, tapi mager keluar." Haruto kembali bermonolog, ia menghela nafas lalu memejamkan matanya.

'Ting!'

Sebuah notifikasi masuk membuat Haruto membuka matanya, lalu meraih ponselnya di meja. Ada pop up message dari Yoshi.


Yoshi: Ru mau martabak gak?


Mata Haruto langsung berbinar cerah, ia beringsut berdiri lalu menekan pop up massage dari Yoshi.



Haruto: MAU KAAAAKK

Yoshi: wkwkwkwk

Yoshi: yaudah sini dateng ke rumah, atau mau gue jemput?



Haruto tersenyum cerah, jarinya bergerak hendak membalas chat tapi suara mobil di luar membuat Haruto mengurungkan niatnya. Ia berjalan ke jendela, sedikit membuka gorden yang menutupi.

Perlahan senyumnya pudar melihat seorang laki-laki berjas hitam turun dari mobil mewahnya, mata Haruto melebar melihat siapa yang keluar.

Laki-laki itu membenarkan jasnya lalu berjalan menuju pintu rumah. Haruto mengerjap tersadar, ia berdecak pelan sembari menunduk membalas chat.



Haruto: gue otw kak



Haruto memasukan ponselnya ke saku celana lalu berlari menuju kamarnya yang berada di lantai dua, mengambil jaket denimnya.

Ia tak punya banyak waktu, karena itu ia memakai jaket denim sembari menuruni tangga dengan terburu-buru. Ia memindahkan ponselnya ke jaket, lalu berbelok hendak keluar lewat pintu belakang.








"Watanabe Haruto."








Langkah kaki Haruto terhenti begitu saja, ia mengumpat dalam hati lalu membalikkan badannya menatap orang itu.

"Apa?" Haruto menatap laki-laki itu datar, sama sekali tak minat diajak bicara.

"Mau ke mana kamu?"

"Bukan urusan kamu."

Orang itu menghela nafas, "Ru, Kakak baru aja pulang tapi kamu udah mau pergi? Nggak boleh."

Haruto tersenyum sinis, "Aku gak peduli. Kak Hanbin emang pernah inget pulang? Pft, aku ketawa ...."

"Udah malem, balik ke atas. Tidur." tihtah orang yang dipanggil 'Hanbin' tersebut.

"Nggak mau." tolak Haruto tegas dengan nada tak suka yang tersirat.

"Ru---"

"Aku udah telat. Kak Hanbin udah ngabisin waktu aku cuma buat basa-basi." ucap Haruto tajam lalu berjalan melewati Hanbin.

"Kunci pintunya."

Haruto melotot saat beberapa bodyguard menutup pintu utama, ia memutar tubuhnya menatap Hanbin.

Watanabe Hanbin, nama laki-laki itu, sang pewaris utama perusahaan Watanabe sekaligus Kakak satu-satunya Haruto. Ia berbalik menatap sang adik.

"Kembali ke kamar. Kamu nggak boleh main sama temen-temen kamu, sekarang udah malem." Hanbin menatap Haruto dengan dagu sedikit dinaikan, terkesan angkuh.

Haruto menatap Hanbin kesal, "Bisa nggak sih, kalau baru pulang tuh nggak usah resek?!"

"Kamu liat jam sekarang, udah hampir jam tujuh malem Ruto."

CIRCLE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang